Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (29/6/2016), di tengah upaya China menahan produksi batu baranya demi membatasi polusi yang telah mencekik kota-kota di negara tersebut.
Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Juli 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup naik 0,56% atau 0,30 poin ke US$53,75/metrik ton.
Menurut Ketua Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional (NDRC) Xu Shaoshi dalam pernyataannya pada Forum Ekonomi Dunia di Tianjin, seperti dilansir oleh Bloomberg (26/6/2016), kapasitas produksi batu bara direncanakan akan turun 280 juta ton tahun ini.
Angka tersebut sebanding dengan 7,5% dari 3,75 miliar ton yang diproduksi China pada tahun 2015, seperti yang sebelumnya disebutkan oleh BP Plc.
Selain untuk menangani polusi, pemerintah China juga mengungkapkan rencananya untuk menghapuskan perusahaan “siluman” yang tidak dapat berjalan dalam industri yang tengah berjuang, seperti batu bara dan baja, sebagai bagian dari upaya untuk merestrukturisasi ekonomi demi efisiensi yang lebih besar.
Pada hari perdagangan sebelumnya (Selasa, 28/6/2016), harga batu bara kontrak Juli ditutup dengan rebound 0,85% atau 0,45 poin ke US$53,45/metrik ton, mengakhiri reli pelemahan tiga hari perdagangan berturut-turut.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2016 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
29 Juni | 53,75 (+0,56%) |
28 Juni | 53,45 (+0,85%) |
27 Juni | 53,00 (-2,39%) |
24 Juni | 54,30 (-2,86%) |
23 Juni | 55,90 (-2,19%) |
Sumber: Bloomberg