Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Raih Laba GJTL Genjot Ekspor

Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. tahun ini akan menggenjot ekspor dengan pertumbuhan sekitar 5% hingga 10%. Penjualan dari ekspor diharapkan membantu perseroan membukukan laba bersih tahun ini
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. tahun ini akan menggenjot ekspor dengan pertumbuhan sekitar 5% hingga 10%. Penjualan dari ekspor diharapkan membantu perseroan membukukan laba bersih tahun ini.

Berkaca pada kinerja keuangan sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan penjualan bersih Rp12,97 triliun dengan rugi bersih sebesar Rp313,32 miliar. Chatarina Widjaja, Direktur Gajah Tunggal, mengatakan pada kurun waktu tersebut nilai ekpor yang diraih pihaknya hampir mencapai US$500 juta atau setara Rp5,53 triliun.

Menurutnya, pada 2015 perseroan menelan rugi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok.

“Tahun lalu rugi karena nilai tukar rupiah lemah kami punya utang dalam dolar jadi non cash loss karena pembukuan harus dikonversikan dalam rupiah. Di operasional kita enggak loss karena diimbangi ekspor.” ujarnya selepas rapat umum pemegang saham, Selasa (7/6/2016).

Sebagai gambaran, merujuk laporan tahunan perseroan pada 2015 total liabilitas mencapai Rp12,11 triliun naik sekitar 15,6% dari tahun sebelumnya yang Rp10,48 triliun, salah satunya akibat penyesuaian kurs translasi.

Adapun kuartal I/2016 perseroan membukukan penjualan bersih Rp3,43 triliun dengan laba bersih Rp337,80 miliar. Dari penjualan itu ekspor mencapai Rp1,47 triliun atau setara 42,86% dari total penjualan.

Pada periode tersebut total liabilitas mencapai Rp11,77 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,11 triliun.

Di sisi lain, pada tahun lalu ekspor perseroan berkontribusi sekitar 42,68% terhadap total penjualan. Dia menyebut, hingga akhir 2016 ekspor perseroan akan berkontribusi hingga 47% terhadap total penjualan.

Optimisme tersebut lantaran permintaan ban emiten bersandi GJTL itu diklaim terus membaik.Terutama masih kuatnya permintaan di pasar Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, pasar Negeri Paman Sam berkontribusi hingga 72% terhadap total ekspor GJTL.

Tahun ini dia berharap pasar di sana kembali terdongkrak hingga kontribusinya bertambah 3% sampai 5%. Di pasar Amerika Serikat perseroan sangat berharap dari pertumbuhan kendaraan penumpang. Pada kelas kendaraan tersebut, GJTL membidik sektor tier 2 dan 3 yang bersaing dengan produk dari Taiwan dan Korea Selatan.

“Karena AS masih memberlakukan anti dumping tariff terhadap ban dari China. Jadi ini kesempatan ban non china untuk meningkatkan ekspor di AS,” ujarnya.

Sebagai gambaran, saat ini perseroan mengekspor pula ban ke kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah,  Australia dan Oceania. Untuk mendukung pertumbuhan pasar ekspor 2016 perseroan pun memperluas cakupan di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina melalui ban sepeda motor.

Disinggung soal target laba bersih tahun ini, dia mengatakan perseroan tidak pernah membidik secara langsung karena sangat bergantung nilai tukar rupiah. Namun dia optimistis perseroan membukukan laba bersih karena tahun ini nilai tukar rupiah dinilai perseroan lebih stabil.

Hal itu pun diperkuat dengan terjaganya margin seiring harga bahan baku karet yang relatif lebih rendah dari tahun lalu. Selain itu, Chatarina menilai saat ini permintaan dalam negeri kembali bergairah seiring berjalannya proyek pembangunan infrastruktur.

Tak Lakukan Aksi Korporasi

Terkait aksi korporasi tahun ini, dia menegaskan perseroan belum berencana mengambil langkah tersebut. Sebelumnya, ramai diberitakan perseroan akan melakukan private placement tahun ini.

Menurut dia, perseroan tidak akan melakukan hal tersebut karena pasar belum sepenuhnya mendukung. Pasar dinilai belum pulih betul akibat pelambatan ekonomi dalam dua tahun ke belakang.

“Sampai detik ini saya belum lihat ke arah itu karena pasarnya juga tidak mendukung. Kami tidak mau lakukan karena harus menghasilkan keuntungan tidak hanya  bagi perseroan tapi juga stakeholder, demand masih soft,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper