Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara ditutup melesat pada perdagangan hari kedua, Jumat (3/6/2016) sejalan dengan prediksi sejumlah pengusaha akan masa depan komoditas ini sebagai penunjang energi terbarukan.
Pada perdagangan Jumat, harga batu bara untuk kontrak Juli 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup melesat sebesar 1,65% atau 0,85 poin ke US$52,35/metrik ton, tertinggi sejak mencapai level 52,90 pada tanggal 3 September 2015.
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg (Jumat, 3/6/2016), Daniel Kretinsky (40) dan Patrik Tkac (43) mempergunakan kesempatan pada ekspansi pesat di Eropa dalam hal energi terbarukan dengan membeli sumber produksi bahan bakar tersebut.
Perusahaan mereka di Praha membeli pabrik Eggborough pada 2014 dan mengakuisisi stasiun bahan bakar fosil milik EON SE tahun lalu di Italia. Bulan ini, mereka mungkin akan mengambil alih fasilitas berbahan bakar batu bara milik Vattenfall AB di Jerman.
“Mereka melihat bahwa pasar listrik mengalami perubahan saat ini,” kata Tom Edwards, konsultan Cornwall Energy Associates Ltd. di Inggris. “Tidak dapat disangkal bahwa sistem kita masih membutuhkan tenaga berbahan bakar batu bara untuk musim dingin.”
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2016 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
3 Juni | 52,35 (+1,65%) |
2 Juni | 51,50 (+1,58%) |
1 Juni | 50,70 (-0,59%) |
31 Mei | 51,00 (+0,39%) |
30 Mei | 50,80 (+0,00%) |
Sumber: Bloomberg