Bisnis.com, JAKARTA - PT Lotte Chemical Titan Tbk. menyiapkan belanja modal sekitar US$4 juta hingga US$5 juta tahun ini, yang akan difokuskan untuk optimalisasi operasi pabrik melalui improvement dan upgrading machinery.
Jojok Hadrijanto, Direktur Lotte Chemical Titan, mengatakan dengan langkah tersebut pihaknya optimistis dapat melakukan efisiensi biaya produksi. Sehingga, emiten petrokimia tersebut ke depan dapat menggenjot perolehan laba bersih.
Hal itu terbukti pada kinerja kuartal I/2016, karena upaya efisiensi dengan memperbarui alat produksi sudah dilakukan emiten bersandi FPNI tersebut sejak tahun lalu. Pada periode tersebut, penjualan bersih perseroan mencapai US$110,03 juta dengan laba bersih periode berjalan US$424.000 dan beban pokok penjualan mencapai US$107,61 juta.
Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan meraup penjualan bersih US$123,54 juta dengan membukukan rugi bersih US$2,01 juta. Pada kuartal I/2015 beban pokok penjualan mencapai US$121,24 juta.
“Contohnya seperti memasang inverter sehingga mesin produksi dapat menyesuaikan pemakaian listrik dengan jumlah produk yang dibuat. Dari manufacturing kami lakukan cost saving menurunkan pemakaian listrik pada alat produksi vital,” ujarnya, Kamis (26/5/2016).
Menurut dia, pada kuartal pertama tahun ini penyerapan belanja modal itu baru sekitar 20% hingga 30%. Belanja modal diperoleh dari kas perseroan yang berafiliasi pada Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd. tersebut.
Di sisi lain, meski penjualan bersih pada periode Januari-Maret 2016 menurun hampir 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Jojok mengatakan pihaknya tahun ini optimistis dapat membukukan pertumbuhan.
Perseroan menyasar target penjualan naik hingga 5% dari tahun lalu yang sebesar US$457 juta. Sedangkan untuk laba bersih, perseroan berharap tahun ini dapat mengantongi hingga US$7 juta atau dua kali lipat lebih dari pencapaian tahun lalu yang hanya US$3 juta.
Selain itu, langkah untuk menggenjot kinerja adalah dengan memperbesar pasar di dalam negeri. Tahun lalu kontribusi pasar dalam negeri mencapai 87% dan sisanya ekspor. Tahun ini perseroan berharap dapat memperluas pasar domestik dengan sumbangsih hingga 90% terhadap total penjualan.
Alasan perseroan fokus di pasar lokal karena margin laba yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan produk yang ‘dilempar’ ke luar negeri. Untuk itu, pasar ekspor hanya difokuskan pada produk premium. Saat ini 50% dari total ekspor diserap Malaysia, 30% diambil China, dan sisanya negara lainnya.
Realisasikan Pembangunan Pabrik
Untuk menggenjot kinerja dalam jangka panjang perseroan berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan pabrik yang sempat tertunda masalah akuisisi tanah. Jojok menyebut, akuisisi tanah akan rampung tahun ini.
Pihaknya akan mengakuisisi sekitar 60 hektare lahan industri di Cilegon, Banten. Menurutnya, dengan jumlah lahan baru yang diakuisisi tersebut pihaknya akan memiliki 100 hektare karena sebelumnya telah menguasai sekitar 40 hektare.
Rencananya, di lahan tersebut akan dibangun pabrik petrokimia yang mampu memproduksi hingga 1 juta ton per tahun. Total investasi yang digelontorkan mencapai US$4 miliar hingga US$5 miliar.
“Untuk sumber dana sedang dibicarakan induk perusahaan, namun biasanya dari kas dan pinjaman bank,” imbuhnya.
Dia menambahkan, setelah akuisisi lahan pihaknya akan melakukan feasibility study hingga dua tahun, sehingga pembangunan baru akan berlangsung pada 2018. Adapun waktu beroperasi pabrik anyar tersebut diperkirakan 5 tahun setelah akuisisi lahan dilakukan.
