Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINO Anggarkan Rp250 miliar

PT Kino Indonesia Tbk. tahun ini menganggarkan belanja modal hingga Rp250 miliar, dua kali lipat lebih besar dari yang dianggarkan tahun lalu Rp120 miliar
PT Kino Indonesia Tbk/kino.co.id
PT Kino Indonesia Tbk/kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kino Indonesia Tbk. tahun ini menganggarkan belanja modal hingga Rp250 miliar, dua kali lipat lebih besar dari yang dianggarkan tahun lalu Rp120 miliar.

“Kami akan beli peralatan kantor baru, memperkuat distribusi, pengembangan produk baru, kemudian ekspansi kapasitas produksi, hingga bangun pabrik,” kata Peter Chayson, Direktur Keuangan Kino Indonesia, Rabu (25/5/2016).

Dia mengatakan, anggaran belanja modal itu berasal dari dana yang diperoleh melalui initial public offering (IPO) pada akhir tahun lalu dengan total hingga Rp793 miliar. Terkait dengan pembangunan pabrik, menurutnya saat ini pihaknya memiliki 45 hektare lahan industri dengan enam pabrik.

Dengan luas lahan itu, pihaknya masih memiliki peluang besar dalam membangun pabrik anyar. Dia mencontohkan, untuk lahan industri di Cikande, Banten, utilisasi lahan baru 10%. Adapun untuk memperkuat distribusi pihaknya menargetkan pertumbuhan jaringan distributor 9% hingga 10% per tahun.

Saat ini pihaknya disokong 1,1 juta outlet di Indonesia dengan 30 pusat distribusi. Harapannya, pada 2020 emiten bersandi KINO tersebut akan diperkuat 1,4 juta jaringan outlet. Sedangkan untuk pengembangan produk anyar, pihaknya tahun ini menargetkan untuk mulai memasarkan 70 jenis baik brand baru maupun diversifikasi varian dari merek yang sudah ada.

Digelontorkannya investasi yang tak sedikit itu bukan tanpa alasan. KINO membidik pertumbuhan yang signifikan setiap tahun. Pada 2016 saja perseroan membidik pertumbuhan penjualan di kisaran 11% dengan penaikan laba bersih yang diincar hingga 35%.

Sebagai gambaran, pada 2015 penjualan bersih perseroan mencapai Rp3,604 triliun dengan laba Rp263 miliar. Jika dirinci dari total penjualan tersebut segmen perawatan tubuh berkontribusi Rp1,7 triliun setara 47%, segmen minuman memberikan sumbangsih Rp1,3 triliun atau sekitar 37%, segmen makanan Rp563 miliar atau 16% dan segmen farmasi di bawah 1%.

Pertumbuhan penjualan yang ditargetkan itu pun mengacu pada kinerja keuangan perseroan pada kuartal pertama tahun ini. Pada tri wulan pertama 2016 penjualan yang dibukukan perseroan mencapai Rp860,5 miliar naik sekitar 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp771,3 miliar.

Untuk laba pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp71,7 miliar, terkatrol sekitar Rp73,9% dari kurun waktu yang sama tahun lalu Rp41,2 miliar.

Akuisisi Merek Jamu

Di sisi lain untuk mendongkrak kinerja di sektor farmasi tahun ini KINO mengakuisisi merek jamu Dua Putri Dewi. Untuk aksi tersebut perseroan berinvestasi sebesar Rp29 miliar. Harry Sanusi, Presiden Direktur KINO, mengatakan prospek pasar obat herbal dalam hal ini jamu di Indonesia sangat besar.

Pada tahun lalu omset jamu secara nasional mencapai Rp20 triliun. Meningkat pesat dari 2014 dan 2013 yang masing-masing mencapai Rp15 triliun dan Rp14 triliun.

“Prospek ke depannya sangat besar ditunjang bahan baku lokal yang melimpah. Tahun ini merek jamu yang kami akuisisi belum berkontribusi tapi tahun depan diharapkan bisa menyumbang Rp10 miliar dan ke depannya jadi fundamental usaha kami,” ujarnya.

Pihaknya berencana mengembangkan produk Dua Putri Dewi yang sudah ada ataupun produk baru. Harapannya, kelak produk-produk tersebut akan dapat menyasar pasar kalangan menengah ke atas yang kian sadar hidup sehat dengan mengonsumsi obat herbal.

Ditanyai terkait penggunaan dana hasil IPO, pihak perseroan menyebut akan terserap habis pada 2017. Sekitar 50% dari hasil IPO tersebut akan menjadi anggaran belanja modal seperti yang digunakan tahun ini.

Sekitar 23% untuk modal kerja dan 27% untuk akuisisi. Dengan anggaran dana tersebut, Peter menyebut pihaknya besar kemungkinan akan kembali melakukan akuisisi pada akhir tahun ini atau tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper