Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DVLA Ingin Samai Pertumbuhan Tahun Lalu

Emiten farmasi PT Darya Varia Laboratoria Tbk. tahun ini berharap dapat menyamai pertumbuhan penjualan dan laba pada tahun lalu yang masing-masing sebesar 18,4% dan 28,44%
PT Darya Varia Laboratoria Tbk. /darya-varia.info
PT Darya Varia Laboratoria Tbk. /darya-varia.info

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Darya Varia Laboratoria Tbk. tahun ini berharap dapat menyamai pertumbuhan penjualan dan laba pada tahun lalu yang masing-masing sebesar 18,4% dan 28,44%.

Merujuk laporan keuangan perseroan pada 2015, penjualan bersih mencapai Rp1,306 triliun dengan laba komprehensif tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp104,17 miliar. Tahun sebelumnya perseroan mendulang revenue Rp1,103 triliun dengan bottom line Rp81,10 miliar.

“Pertumbuhan industry farmasi keseluruhan 7%-8%, kami berusaha tumbuh lebih tinggi dari pasar. Tahun lalu pendapatan 18% tahun ini diusahakan ke arah sana dan laba kurang lebih sebaik tahun lalu,” kata Direktur Independen sekaligus Corporate Secretary Darya Varia Laboratoria Frida O. Chalid selepas acara public expose perseroan, Rabu (25/5).

Ditemui di tempat yang sama, Wakil Presiden Direktur Darya Varia Laboratoria Jose S. Romana, mengatakan untuk merealisasikan target tersebut pihaknya akan fokus memperkuat brand dan memperluas penetrasi pasar obat generik pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pada tahun lalu, kontribusi JKN terhadap total pendapatan perseroan mencapai 15%. Untuk tahun ini pihak perseroan enggan menyebut harapan raihan cuan dari program pemerintah tersebut. Adapun untuk produk yang memperkuat pasar JKN adalah obat kategori tertentu seperti steril injeksi.

Sementara itu, untuk memperkuat brand pihaknya gencar melakukan promosi pemasaran dan penjualan. Hal itu ternyata berpengaruh pada laba di kuartal I/2016. Pada periode tersebut penjualan perseroan mencapai Rp379 miliar dengan laba Rp56,57 miliar.

Pendapatan itu terkatrol sekitar 11% dari tri wulan pertama 2015 yang sebesar Rp342 miliar. Sedangkan laba pada tiga bulan pertama tahun ini menurun sekitar 5,4% menjadi Rp56,57 miliar dari Rp59,84 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Promosi pada pemasaran dan penjualan itu pun mengerek beban pokok penjualan hampir  8% menjadi Rp172,3 miliar dari Rp159,5% pada kurun waktu yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, Jose menuturkan untuk mendongkrak kinerja ke depan pihaknya tidak akan berinvestasi terlalu besar tahun ini. Pada 2016 pihaknya hanya akan menganggarkan belanja modal sebesar Rp41 miliar.

“Belanja modal fokus untuk pemeliharaan alat produksi, perbaikan kapasitas produksi untuk pemenuhan persyaratan cara pembuatan obat yang baik (CPOB),” ujarnya.

Jika dirinci, dari total belanja modal tersebut Rp13 miliar hingga Rp14 miliar untuk CPOB, Rp22 miliar untuk memperbarui peralatan kantor, dan sisanya untuk perbaikan kondisi pekerja.

Sementara itu, ditanyai terkait kontribusi penjualan ekspor, Frida menyebut pada 2015 mencapai 22% terhadap total pendapatam. Tahun ini sumbangsihnya diperkirakan tidak jauh berbeda dari tahun lalu.

Kendati demikian, perseroan terus melakukan penetrasi pasar di negara-negara yang sudah dirambah seperti Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia. Pun demikian membuka pasar di negara baru seperti Myanmar dan kawasan Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper