Rupiah Masih Tertekan Siang Ini, Dolar AS Ditransaksikan Beragam di Asia

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berbalik ke zona merah siang ini setelah sempat menguat pada awal perdagangan Selasa (3/5/2016).

Berdasarkan pantauan Bisnis, rupiah dibuka menguat 0,27% atau 35 poin ke level Rp13.124 per dolar AS. Namun, pada pukul 09.38 WIB, rupiah berbalik melemah dan terdepresiasi 0,12% atau 16 poin ke level Rp13.175 per dolar AS pukul 11.06 WIB.

Pelemahan rupiah terjadi saat dolar AS ditransaksikan cukup beragam di Asia-Pacific siang ini. Dari sembilan daftar mata uang Asia yang ada, sebanyak dua mata uang terpantau stagnan, empat mata uang menguat dipimpin rupee 0,27%, dan tiga mata uang melemah dengan Ringgit paling tertekan 0,15%.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan sebenarnya mata uang Garuda itu berpotensi menguat ditopang oleh sentimen positif dari domestik.

Indeks manufaktur yang kembali naik menjauhi batas 50 dinilai memberikan sentimen positif terhadap prospek pertumbuhan, terlebih menjelang datangnya angka pertumbuhan kuartal I/2016 pada Senin pekan depan.

Dia memperkirakan pertumbuhan tiga bulan pertama tahun ini masih di kisaran 5% secara YoY. 

"Namun, perlu diwaspadai harga minyak yang turun tajam semalam yang biasanya juga meminta penguatan dolar AS," paparnya dalam riset.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI ditutup turun tajam 2,48% atau 1,14 poin ke level US$44,78 per barel.  Namun pada siang ini, WTI ditransaksikan menguat 0,71% atau 0,32 poin ke level US$45,1/barel.

Sementara itu, indeks dolar AS hingga saat ini juga masih terpantau melemah 0,12% ke level 92,51 setelah dibuka melemah di level 92,62.

"Indeks dolar melanjutkan penurunannya ke kisaran 92 setelah data ISM manufacturing diumumkan memburuk. Data itu datang setelah PMI manufacturing Zona Euro justru membaik sehingga menambah tekanan pelemahan dollar," tambahnya.

Nilai tukar mata uang Asia  terhadap dolar AS, Selasa (3/5/2016)

Sumber: Bloomberg