Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja ISSP Kuartal Pertama Positif

Emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I/2015 dengan pertumbuhan kuantitas penjualan 23,88% dan penaikan pendapatan 2,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu
Pipa baja/bisnis
Pipa baja/bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. membukukan kinerja positif sepanjang kuartal I/2015 dengan pertumbuhan kuantitas penjualan 23,88% dan kenaikan pendapatan 2,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Merujuk data internal perseroan bersandi saham ISSP tersebut, pada tiga bulan pertama tahun ini berhasil menjual 92.941 ton pipa baja senilai Rp767,88 miliar. Pada kuartal pertama 2015 perseroan hanya menjual 75.025 ton pipa baja dengan nilai Rp748,82 miliar.

Melihat capaian itu, Investor Relation ISSP Johanes Edward, mengatakan pihaknya optimistis target pertumbuhan yang dibidik tahun ini akan tercapai. Pada 2016 perseroan menargetkan volume penjualan terkatrol 20% dengan laba bersih yang bertumbuh 100%.

Sebagai gambaran, pada 2015 perseroan mampu membukukan penjualan Rp3,58 triliun dengan laba bersih Rp159 miliar.

“Banyak faktor yang membuat kami optimistis kinerja tahun ini membaik baik faktor dari luar maupun dalam negeri,” katanya.

Dia mencontohkan, faktor pendorong pertumbuhan dari luar negeri adalah komitmen China untuk mengurangi pasokan baja yang akan membuat harga tidak turun. Sedangkan dari dalam negeri, stabilitas nilai tukar rupiah cenderung stabil.

Selain itu, kondisi politik tahun ini dinilai adem yang bisa membuat sentimen pasar kuat. Hal itu pun disokong komitmen pemerintah yang mendorong pembangunan infrastruktur sehingga dapat mendongkrak permintaan.

Di sisi lain, di tataran internal perseroan gencar melakukan efisiensi. Perseroan baru-baru ini melakukan pergantian mesin yang diklaim meningkatkan kecepatan produksi namun lebih hemat dalam ongkos pembuatan.

Perseroan pun baru mengoperasikan tiga gudang anyar di Samarinda, Bandung dan Jakarta dan tahun ini akan menambah tiga unit lagi di Bitung, Ambon dan Medan. Adanya gudang tersebut dikalaim membuat efisiensi sekitar 5%.

Perseroan pun melakukan stock maintenance di mana ISSP memiliki bahan baku yang melimpah. Sejak 2010 saat harga baja turun, ISSP biasa membeli bahan baku dalam jumlah besar dan sekarang harga jual kembali tinggi ISSP memiliki peluang meraup margin yang besar.

“Yang menarik sebenarnya kuartal II/2015 karena harga baja naik terlalu tinggi. Ini membuat kompetitor harus naikan harga 60%, sedangkan kami bisa di bawah itu dengan margin lebih besar karena bahan baku kami setok saat harganya turun,” ujarnya.

Menurutnya, pihaknya sudah menaikan harga sekitar 20% pada kuartal pertama 2016. Dalam kurun waktu seminggu ke belakang, perseroan pun sudah mengatrol harga sekitar 5%.

Mengacu data perseroan, harga baja canai panas alias hot rolled coil (HRC) pada Januari hingga pertengahan Maret di kisaran Rp7.600 per kg. Hingga April kisaran harganya sudah mencapai Rp8.200 per kg.

Terkait belanja modal, tahun ini perseroan menganggarkan sebesar US$20 juta hingga US$40 juta. Menurut Johanes, dana itu akan diserap untuk pembangunan gudang, penambahan mesin guna ekspansi produksi pipa kecil serta penyelesaian pabrik anyar di Gresik.

Dana belanja modal tersebut setengahnya akan berasal dari kas perseroan. Sisanya, perseroan akan melakukan pinjaman dari bank dan obligasi Rp300 miliar hingga Rp500 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper