Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPFA Targetkan Pertumbuhan Hingga 15%

PT Japfa Commfeed Indonesia Tbk. tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan bersih di kisaran 10% hingga 15% dari tahun lalu yang mencapai Rp25,02 triliun
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT Japfa Commfeed Indonesia Tbk. tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan bersih di kisaran 10% hingga 15% dari tahun lalu yang mencapai Rp25,02 triliun.

Bambang Budi Hendarto, Wakil Direktur Utama Japfa Comfeed Indonesia, mengatakan target itu berdasarkan rata-rata pertumbuhan penjualan bersih perseroan sejak 2007 hingga 2015 yang berkisar 15%. Adapun terkait laba bersih, dia menyebut targetnya bisa lebih baik dari tahun lalu.

Mengutip data perseroan dengan sandi saham JPFA tersebut, penjualan bersih tahun lalu tersebut hanya naik sekitar 2,3% dibandingkan dengan capaian 2014 sebesar Rp24,45 triliun. Adapun untuk laba bersih pada 2015 mencapai Rp468 miliar, bertumbuh sekitar 38,05% dari 2014 sebesar Rp339 miliar.

“Sebenarnya tahun lalu pertumbuhan penjualan kami penurunannya ekstrim sekali dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tapi kami berharap tahun ini lebih baik dan kembali seperti rata-rata tahun sebelumnya,” katanya, Senin (4/4).

 

Untuk mencapai target kinerja tersebut, perseroan menerapkan beberapa strategi. Diantaranya mematok anggaran belanja modal tak berbeda jauh dari tahun lalu yang sekitar Rp700 miliar. Rinciannya, capital expenditures (capex) tersebut tahun ini sebesar Rp200 miliar akan digunakan pada industri pakan ternak.

 

Sekitar Rp200 miliar lagi akan dipergunakan memperkuat hilirisasi bisnis dengan memperbanyak rumah potong ayam. Sebanyak Rp150 miliar akan dianggarkan untuk keperluan breeding dan sisanya akan dialokasikan untuk peternakan sapi, budidaya perairan maupun perbaikan dan perawatan rutin.

 

Dana untuk belanja modal tersebut akan berasal dari kas perseroan. Besaran capex pada tahun ini dan tahun lalu tersebut menjadi yang terkecil setidaknya sejak 2011. Biasanya perseroan menganggarkan belanja modal lebih dari Rp1 triliun per tahun.

 

Adapun capex terbesar yang dianggarkan pada peridode 2011-2016 terjadi pada 2014 yang mencapai Rp1,59 triliun.

 

Strategi lainnya, perseroan pun akan terus melakukan lindung nilai terhadap bunga obligasi dolar Amerika Serikat yang telah diterbitkan. Hal itu diharapkan dapat membuat pertumbuhan laba bersih tahun ini lebih tinggi.

 

Pada tahun lalu, rugi kurs perseroan mencapai Rp437 miliar. Menurut Putu Djagiri, Senior Vice President Deputy Head of Corporate Finance JPFA, jika tak terpotong rugi kurs tersebut pihaknya pada tahun lalu bisa meraup laba bersih hampir mencapai Rp1 triliun.

 

Saat ini perseroan memiliki utang obligasi mencapai US$22 juta. Menurut dia, secara bertahap pihaknya akan terus melakukan buy back.

 

“Sejak tahun lalu buy back sudah kami lakukan. Kami akan lanjutkan kalua di market ada kita beli jadi kita stanby terus untuk beli,” ujarnya.

 

Sebagai gambaran, pada tahun lalu pendapatan terbesar perseroan yaitu sekitar 85% berasal dari divisi bisnis perunggasan. Perseroan rencananya tahun ini terus memperkuat diversifikasi dengan mengembangkan lini usaha pada peternakan sapi dan budidaya perairan.

 

Akan tetapi manajemen perseroan tidak mengutarakan target pertumbuhan kontribusi yang dibidik pada lini usaha peternakan sapi dan budidaya perairan tersebut. Tahun lalu kontribusi peternakan sapi mencapai 4% dan budidaya perairan sekitar 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper