Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA ASIA 19 Februari: Rontok Terbesar Sejak 2011,Terseret Minyak dan Bursa Global

Saham Asia jatuh mengakhiri reli mingguannya terbesar sejak Desember 2011, karena penguatan yen dan penumpukan pasokan minyak yang menyeret harga minyak jatuh.nn
Dua wanita melintasi papan bursa di Hong Kong/Reuters
Dua wanita melintasi papan bursa di Hong Kong/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Asia jatuh mengakhiri reli mingguannya terbesar sejak Desember 2011, karena penguatan yen dan penumpukan pasokan minyak yang menyeret harga minyak jatuh.

MSCI Asia Pacific Index turun 0,7% menjadi 119,43 pukul 14.13 WIB pada perdagangan Jumat (19/2/2016). Spekulasi aksi jual global yang sudah terlalu jauh dan bank sentral akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pasar saham di awal pekan.

Kepala Analis Pasar CMC Markets di Sydney Ric Spooner mengatakan sentimen pasar minyak telah menjadi pendorong makro utama bagi sentimen pasar saham baru-baru ini.

"Kekhawatiran tentang potensi masalah pasar kredit akan lebih dekat lagi dengan scenario minyak menjadi faktor makro yang mengkhawatirkan investor saat ini," paparnya seperti di Bloomberg.

Walau pekan ini naik, MSCI Asia Pacific Index tahun ini tetap diangka 9,5% lebih rendah. Sejak awal Januari, kombinasi penurunan harga minyak, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi terbesar di Asia dan aksi jual di saham-saham perbankan mengirim saham global ke bear market untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Nikkei 225 Stock Average turun 1,42% atau 229,63 poin ke level 15.967,17. Indeks Topix Jepang juga menurun 1,48% atau 19,38 poin ke level 1.291,82.

Perdagangan di Bursa China tidak sama yakni Shanghai Composite turun 0,10% dan Shenzhen malah naik 0,49%.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,39%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,4% dan indeks Hang Seng China Enterprises turun 0,7%. S & P / NZX 50 Index Selandia Baru naik 0,5%. S & P / ASX 200 Index Australia turun 0,8% dan Index Straits Times Singapura sedikit berubah naik 0,11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper