Bisnis.com, JAKARTA— Saham Asia naik didukung oleh penguatan mata uang di kawasan itu akibat aksi jual dolar serta kebangkitan harga minyak mentah.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,7% kecuali Jepang pada 12.50 WIB. Selain itu, dengan S &P/ASX 200 Index Australia naik 2,1% membuat BHP Billiton Ltd yakni perusahaan pertambangan terbesar di dunia menguat untuk pertama kalinya dalam empat hari.
Hang Seng China Enterprises Index, yang mengukur saham China daratan yang terdaftar di Hong Kong melonjak 1,35%, sedangkan Shanghai Composite Index naik 1,48% dan Shenzhen Composite Index juga naik 2,02%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,35%.
Saham Asia menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari, dipimpin oleh perusahaan tambang dan energi, sementara itu AS indeks futures menguat. Indeks Topix Jepang turun karena yen melonjak semalam. Won Korea Selatan menguat paling tinggi dan ringgit menguat 1,5% setelah dolar jatuh terhadap mata uang lainnya kemarin.
Chief Executive Officer Rivkin Securities, Pialang di Sydney Scott Schuberg mengatakan aksi jual dolar AS telah mendukung komoditas.
"Kami telah diperdagangkan di bawah kondisi yang cukup suram. Prospek untuk China telah suram untuk tahun sekarang. Tidak benar-benar berpikir bahwa ada terlalu banyak sentimen negatif yang bisa menumpuk di pasar ini. Investor harus mulai membeli perlahan," terangnya dalam Bloomberg.
Minyak WTI melompat 8% pada sesi sebelumnya dan saat ini terpantau diperdagangkan 1,08% atau 0,58 poin ke US$32,86 per barel dan minyak Brent diperdagangkan naik 1,68% atau 0,59 poin ke US$35,63 per barel.