Bisnis.com, JAKARTA—PT Merdeka Copper Gold Tbk. masih belum mencetak pendapatan hingga pertengahan 2015 seiring belum berproduksinya pertambangan emas dan tembaga perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Saratoga itu.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2015, Merdeka Copper Gold (MDKA) mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$2,98 juta sepanjang semester I/2015 atau meningkat 105,97% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar US$1,44 juta.
Bertambahnya rugi yang diderita disebabkan oleh masih nihilnya pendapatan perusahaan tambang itu dan kenaikan pos beban. Beban umum dan administrasi melonjak 53,91% secara year-on-year dari US$1,51 juta menjadi US$2,32 juta. Beban keuangan juga meroket 502,77% dari US$257.730 ke posisi US$1,55 juta.
Perseroan menargetkan produksi ditargetkan dimulai pada kuartal IV/2016 sehingga penjualan dapat direalisasikan pada kuartal I/2017. Total estimasi produksi mencapai 750.000 oz emas dan 5,4 juta oz perak sepanjang sembilan tahun umur tambang lapisan Oksida. Perseroan memprediksi sudah bisa meraup laba bersih hingga US$19,7 juta pada 2017.
Tambang milik MDKA berada di Banyuwangi, Jawa Timur. MDKA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 19 Juni 2015 dan meraup dana segar Rp839 miliar. Separuhnya digunakan untuk belanja modal, 40% untuk melunasi utang kepada UOB dan DBS Bank, dan 10% lainnya untuk modal kerja.
Mengacu pada laporan keuangan, sepanjang semester I/2015 perseroan telah menggunakan kas bersih untuk aktivitas investasi sebesar US$14,59 juta.