Bisnis.com, LONDON—Harga emas kembali melemah akibat adanya tanda-tanda ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah akan segera reda.
Hal tersebut ditandai dengan berakhirnya latihan pesawat tempur Rusia yang berada di dekat perbatasan Ukraina serta disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Ukraina saat ini benar-benar dibutuhkan sebagai upaya untuk menghindari bencana kemanusiaan.
Pengaruh geopolitik telah menjadi faktor pendorong harga emas tahun ini hingga 8,8%. Bahkan, pada akhir pekan lalu harga logam mulia ini mencapai level US$1.322,76 per troy ounce atau yang tertinggi dalam tiga minggu akibat serangan udara AS ke Irak.
Abhisek Chinchalkar, Analis AnandRathi Commodities Ltd., mengatakan meskipun saat ini situasi cenderung mereda, namun setiap tanda-tanda peningkatan krisis akan kembali membuat emas menguat.
Selain itu, menurutnya, data ekonomi Amerika Serikat dan kondisi mata uang negara tersebut akan turut memengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.
“Data terus menunjukkan bahwa ekonomi AS sudah mulai pulih. Jika dolar terus menguat, dorongan atas emas kemungkinan akan tertahan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (11/8/2014).