Bisnis.com, SINGAPURA—Dolar Australia melemah terhadap sebagian besar dari 16 mata uang utama.
Pelemahan dolar Australia terjadi setelah bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia-RBA, mengatakan nilai tukar masih tinggi menyusul keputusan untuk menjaga biaya pinjaman berada pada rekor rendah.
Mata uang Australia diperdagangkan turun 0,4% dari level terendah dalam hampir sebulan, setelah Gubernur RBA Glenn Stevens mengatakan bahwa penurunan sementara nilai mata uang sampai saat ini telah membantu perekonomian, walaupun menurut standar historis masih tetap tinggi.
Mata uang sebelumnya sempat naik setelah laporan menunjukan jumlah persetujuan pembangunan gedung di Australia meningkat lebih dari perkiraan analis, juga ketegangan atas Ukraina terus menjaga permintaan atas aset berimbal hasil lebih tinggi.
“Ini sedikit negatif untuk mata uang Australia ketika RBA tetap melanjutkan instrumen intinya pada tingkat paling rendah,” kata Sean Callow, ahli Strategi mata Uang Westpac Banking Corp di Sydney, Selasa (4/3/2014).
Menurut Callow, data terbaru merupakan sebuah pengingat yang sangat lembut untuk jangka panjang.
Dolar Australia turun 0,1% menjadi 89,31 sen AS pada Selasa (4/3) waktu Sydney, setelah sebelumnya naik sebanyak 0,4%.
Mata uang Australia sempat menyentuh 88,91 sen sehari sebelumnya. Sementara mata uang Selandia Baru sedikit berubah pada 83,73 sen AS.