Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini melonjak 4,76%, menjadi 4.583,83 dari akhir pekan sebelumnya karena penyesuaian pasar akan keputusan The Fed dan harga saham yang dinilai masih rendah.
“Untuk pekan ini sentimen terbesar masih soal penyesuaian pasar atas pertemuan The Fed, yang akhirnya memutuskan untuk tidak mengurangi besaran stimulus AS,” ujar analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe kepada Bisnis, Jumat (20/9/2013).
Dia menambahkan sentimen domestik terkait penguatan rupiah, yang juga terpengaruh oleh keputusan The Fed tersebut. Lebih lanjut dirinya menilai harga saham juga dinilai masih rendah setelah pelemahan pada sebelumnya.
“Jika dilihat secara fundamental, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus. Maka dengan harga saham saat ini, masih dinilai murah,” jelasnya
Purwoko Santoso, analis PT Panin Sekuritas mengatakan penaikan selama sepekan ini memang karena berita tentang The Fed dan kelanjutan stimulusnya. Namun di sisi lain, penaikan yang tinggi juga memacu profit taking (ambil untung).
“Penaikan yang tinggi memacu pelaku pasar untuk profit taking. Hal itu membuat IHSG sempat berfluktuasi, dan pada Jumat pun ditutup turun,” katanya kepada Bisnis, Jumat (20/9).
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, diketahui sepanjang pekan ini sektor aneka industri mencetak penaikan tertinggi sebesar 10,35%, disusul properti 8,35% dan pertambangan 5,87%. Di sisi lain, sektor agribisnis adalah satu-satunya yang melemah sebesar 0,87%.
“Sektor aneka industri naik hanya karena saham PT Astra International Tbk [ASII]. Karena ASII satu-satunya saham big cap [memiliki kapitalisasi pasar besar] di sektor tersebut,” jelas Kiswoyo.
Sementara itu Purwoko menilai meskipun saham sektor aneka industri yang memimpin penaikan, tapi penggerak indeks masih sektor perbankan dengan karena banyaknya saham yang big cap.
Diketahui saham Astra International tersebut naik 11,29% pekan ini. Adapun 3 saham big cap sektor perbankan juga mencetak penaikan sepanjang pekan ini. Saham Bank Mandiri naik 5,29%, BCA naik 5,53%, dan BRI naik 1,27%.
Berdasarkan perhitungan perdagangan saham di pasar reguler dan negosiasi, sepanjang pekan ini, indeks secara total mencetak aksi beli bersih (nett buy) sebesar Rp1,12 triliun, turun 45,84% dari pekan lalu yang tercatat sebanyak Rp2,07 triliun.
Adapun jumlah volume perdagangan selama sepekan sebanyak 34,63 miliar saham, naik 16,48% dari minggu sebelumnya. Sementara nilai transaksi sepekan sebesar Rp49,27 triliun, naik 43,35% dari 5 hari perdagangan sebelumnya.
“Penaikan nilai transaksi tersebut terutama dipicu adanya crossing saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk [MLBI] pada perdagangan Rabu, yang mencapai Rp12 triliun di pasar negosiasi,” imbuh Kiswoyo.
Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG ditutup melemah 1,86% ke 4.583,83 dari hari sebelumnya. Perdagangan tercatat dengan frekuensi 146.490 transaksi yang mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 7,28 miliar saham.
Lebih lanjut, pergerakan bursa saham regional Asia tercatat bergerak variatif, indeks Hang Seng Hong Kong tercatat naik 1,67%, indeks Nikkei Jepang melemah 0,16%, dan indeks Straits Times Singapura anjlok 0,44%. (ra)