Bisnis.com, BANGKOK - Harga karet tercatat merosot 2 hari berturut-turut setelah mata uang Jepang menguat, mengurangi ketertarikan investor terhadap kontrak dalam kurs yen.
Kontrak paling aktif turun 2,2% menjadi 250,2 yen per kg (US$2.529 per ton) di Tokyo Commodity Exchange dan diperdagangkan pada angka 252,1 yen pukul 13:06 waktu setempat, hari ini, Jumat (26/7/2013).
Adapun, harga minggu ini tercatat naik 0,2% dan membukukan penurunan sebesar 17% sepanjang tahun ini. Sementara itu, karet untuk pengiriman di bulan Januari, yang mulai diperjualbelikan kemarin, berada pada level 252,6 yen.
Yen menguat terhadap dolar sejak Rabu setelah muncul spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) bakal meyakinkan investor tentang kebijakannya yang akomodatif bagi pasar. Sebuah laporan juga menunjukkan prediksi ekspansi ekonomi As pada paruh kedua tahun ini dan pertumbuhan lapangan pekerjaan di bulan Juli melambat.
Karet untuk pengiriman Januari tercatat turun 1,4% menjadi 18.305 yuan (US$2.985) per ton di Shanghai Futures Exchange. Sementara itu, data dari Rubber Research Institute of Thailand, karet Thailand free-on-board meningkat 0,3% menjadi 79,30 baht (US$2,55) per kilogram kemarin.