BISNIS.COM, JAKARTA--Non-Farm Payroll (NFP) adalah data yang memuat laporan jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja AS. Data itu diluar gaji pegawai pemerintah, pegawai dalam rumah tangga, pegawai yang bekerja pada organisasi LSM atau non profit/nirlaba, dan pekerja/buruh tani.
Jumlah upah yang dibayarkan dalam komponen NFP menyumbang sekitar 80% dari angka gross domestic product (GDP) Negeri Paman Sam.
Laporan ini bermanfaat bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi dan dapat memprediksi aktivitas ekonomi pada masa mendatang.
Kapan laporan ini keluar? Para trader komoditas berjangka dan saham AS menyiapkan diri pada Jumat minggu pertama setiap bulan. Di Indonesia bisa diikuti pada pukul 19.30 WIB.
NFP disebut indikator Grade A, karena sebelum dan sesudah data ini dilaporkan Departemn Tenaga Kerja maka dapat menimbulkan suatu kejutan besar terhadap mata uang dolar AS.
Logikanya, apabila NFP naik maka dolar akan menguat sejalan peningkatan uang yang dibayarkan kepada pekerja. Ini mencerminkan jumlah lapangan kerja.
Kenaikan jumlah lapangan kerja yang tersedia membuat stabilnya perekonomian di negara tersebut, sehingga mata uangnya turut naik.
Bagi trader logam mulia seperti emas yang bergerak berkebalikan dengan dolar AS, kenaikan NFP adalah saat yang tepat untuk aksi jual atau sell.
Harga emas turun sejalan membaiknya sentimen pasar, membuat pedagang lebih berani mengambil risiko pada instrumen seperti saham. Maka aset safe haven seperti emas jadi kurang menarik.
Akan tetapi, NFP hanyalah satu indikator dari sekian banyak indikator lainnya. Situasinya akan berbeda jika kekhawatiran tetap kuat di pasar, seperti ketika Eropa dilanda kecemasan atas ancaman default Yunani.