Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBIAYAAN PNM: Pasar modal akan dimanfaatkan

BANDUNG--PT Permodalan Nasional Madani akan mengoptimalkan pendanaan dari pasar modal dengan menerbitkan obligasi maupun pelepasan saham untuk meningkatkan ekspansi pembiayaan bagi usaha mikro kecil yang belum terakses perbankan.Direktur Utama PNM Parman

BANDUNG--PT Permodalan Nasional Madani akan mengoptimalkan pendanaan dari pasar modal dengan menerbitkan obligasi maupun pelepasan saham untuk meningkatkan ekspansi pembiayaan bagi usaha mikro kecil yang belum terakses perbankan.Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan sumber pendanaan pasar modal untuk pembiayaan usaha mikro kecil, di samping memanfaatkan pinjaman dari perbankan."Saat ini kami memiliki fasilitas pendanaan dari 18 bank dan penerbitan obligasi senilai Rp600 miliar, dan melihat kemungkinan untuk meningkatkan modal dan pendanaan melalui penerbitan saham perusahaan pada 2014," ujarnya saat Media Gathering PNM 2012 di Bandung, Minggu (25/11/2012).Parman menjelaskan PNM yang memfokuskan bisnis untuk pembiayaan sektor usaha mikro melalui ULaMM, berkomitmen untuk mempersempit kesenjangan antara pasar modal terhadap sektor usaha mikro kecil dan menengah.Menurut dia, PNM memiliki catatan bisnis yang baik sebagai daya tarik bagi investor pasar modal yang terindikasi dari pertumbuhan aset dari Rp2,33 triliun (2008) tumbuh 157% menjadi Rp3,66 triliun pada tahun ini."Tahun depan PNM memproyeksikan tumbuh 25% dari total aktiva produktif tahun ini hampir Rp3 triliun," katanya.Parman menuturkan pengembangan UMKM tersebut disertai juga dengan upaya peningkatan kapasitas melalui kegiatan pelatihan, pendampingan sampai pengawasan kegiatan usahanya.Program tersebut, dilakukan dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi yang memiliki kapasitas untuk mengembangkan potensi bisnis dari usaha mikro di daerah."Contohnya 43 pengusaha rumahan perajin rempeyek di Imogiri, Bantul omzetnya meningkat dari awalnya Rp3,5 miliar menjadi 3,8 miliar per bulan setelah adanya pendampingan usaha."Parman menambahkan pihaknya meminta pemerintah untuk memproteksi sektor UMKM terhadap gempuran produk impor, karena pelaku usaha kecil akan kesulitan bersaing dengan barang dari luar negeri yang dihasilkan dari kegiatan industri yang harganya lebih murah."Sektor UMKM ini harus mendapatkan proteksi dan insentif, terutama memasuki masyarakat Asean."Sementara itu, Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Maulana Ibrahim memaparkan jumlah pelaku UMKM terus meningkat dari 52,7 juta (2009) menjadi 55,3 juta (2011).Pertumbuhan itu, diperkuat dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 20% yang sebagian masuk menjadi entrepreneur. Selain itu, jelasnya, UMKM juga menyerap tenaga kerja hingga 101,7 juta (2011), serta berkontribusi terhadap PDB sebesar 61%."Potensi UMKM ini masih besar, karena 60% UMKM masih mengandalkan modal sendiri. Tetapi, UMKM ke depan semakin tertantang untuk meningkatkan kapasitas usahanya," jelasnya.Menurut dia, prospek bisnis UMKM makin cerah karena didukung sumber daya alam yang kaya dan potensi pasar domestik yang besar serta tersedianya SDM kreatif. Hal itu, harus didukung pemerintah dan lembaga keuangan.Komisaris Utama PNM ini, menambahkan bahwa Bank Indonesia telah memaparkan kebijakan terkait UMKM pada saat bankers dinner yang akan mewajibkan porsi kredit UMKM setiap bank adalah 20% terhadap total kredit yang disalurkan."Ini sinyal positif bagi pengembangan UMKM nasional, dan itu harus bisa direalisasikan." (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Yamin
Sumber : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper