JAKARTA – Penguatan harga minyak diprediksi tidak akan bertahan lama setelah kenaikan yang didorong oleh stimulus bank sentral untuk menggairahkan ekonomi global.Survei Bloomberg menunjukkan harga minyak di New York akan turun pekan ini. Sebanyak 13 dari 27 analis, atau 48%, memprediksi harga minyak akan turun hingga 28 September. Tujuh responden memperkirakan harga kontrak akan naik sementara sisanya mengatakan harga tidak akan banyak berubah.Harga minyak berjangka turun 3,5% pada 19 September setelah Departemen Energi AS mengatakan pasokan minyak mentah negara tersebut naik 8,52 juta barel pekan sebelumnya, kenaikan tertinggi sejak Maret.Harga minyak mentah di New York memiliki batas technical support setelah mencapai Bollinger Band pada US$92,55 per barel dalam 2 hari perdagangan terakhir. Setelah ditutup di bawah Bollinger Band pada 21 Juni, harga minyak naik 12% dalam 8 sesi perdagangan berikutnya.Menurut Direktur Eksekutif International Energy Agency Maria van der Hoeven pasar minyak masih memiliki pasokan yang cukup dan akan datang lagi minyak mentah dari Saudi Arabia dan AS. “Akan sulit untuk menjaga reli ini. Harga seperti balon yang kehilangan udara pada awal pekan dan pelaku pasar masih menunggu waktu untuk kembali menggairahkannya,” ujar Tim Evans, analis energi Citi Futures Perspective di New YorkAmerican Petroleum Institute (API) mengatakan permintaan bahan bakar di AS turun ke level terendah selama September dalam 15 tahun karena pelemahan ekonomi mengurangi konsumsi bensin dan solar. Lembaga tersebut juga melaporkan total pengiriman yang menunjukkan jumlah penggunaan turun 4,3% menjadi 18,6 juta barel per hari selama Agustus dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. “Saya pikir tidak ada berita fundamental yang menggairahkan. Pertambahan stik pekan ini dan laporan API untuk Agustus sama sekali tidak menggairahkan,” ujar Evans.Volume perdagangan elektronik di Nymex mencapai 375.364 kontrak pada pukul 15:17 Jumat (21/9) di New York. Total volume mencapai 511.329 kontrak, turun 5,8% dibandingkan rata-rata selama 3 bulan lalu.(Faa)
Kenaikan Harga Minyak Diprediksi Sementara
JAKARTA – Penguatan harga minyak diprediksi tidak akan bertahan lama setelah kenaikan yang didorong oleh stimulus bank sentral untuk menggairahkan ekonomi global.Survei Bloomberg menunjukkan harga minyak di New York akan turun pekan ini. Sebanyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
8 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
8 jam yang lalu