JAKARTA: Kendati belum sepenuhnya terkonfirmasi, sinyal penguatan ekonomi AS yang diikuti perlemahan ekonomi China telah bekerja nyata mengangkat nilai tukar dolar AS.
Menariknya, pada saat bersamaan tanda-tanda rebound harga emas ke atas US$1.700 per ounce juga mulai terlihat, mengingat risiko inflasi yang muncul akibat kenaikan harga energi.
Lalu bagaimana dengan peringatan Merrill Lynch soal pengurangan investasi portofolio asing di Indonesia? Ada apa pula dengan riset Goldman Sach terkini?
Berikut beberapa poin analisis yang diangkum dari berbagai informasi terkini, Kamis 22 Maret 2012. Tentu saja, disclaimer in on, tanggung jawab investasi ada di tangan Anda:
Saham
* Sinyal bearish muncul lagi di Wall Street, terlihat situasi global belum stabil
* Merrill Lynch indikasikan akan ada penarikan portofolio asing di Indonesia bulan ini
* Meski begitu, prospek saham secara global termasuk obligasi masih menarik
* Riset Goldman Sach menyebut saham global masih akan 'naik mengikuti garis lurus peluru'
* Perhatikan laporan keuangan emiten dalam negeri karena belum sepenuhnya price in
* Rencana kenaikan harga BBM mulai direspons emiten manufacturer
* Kebijakan uang muka rumah kendaraan dalam jangka pendek masih akan menekan indeks
* Perhatikan saham perbankan, multifinance, otomotif, & komponen otomotif
Valas
* Memburuknya ekonomi China memangkas ekspor Asia. Mata uang Asia akan melemah
* Sebaliknya, dolar AS menguat, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian AS
* Surplus perdagangan Jepang per Februari yang mengejutkan langsung mengerek Yen
* Waspadai Euro, karena ada risiko Spanyol gagal bayar
Emas
* Pernyataan The Fed soal risiko inflasi akibat kenaikan harga minyak bisa angkat harga emas
* Permintaan emas India diyakini naik, setelah libur toko emas berakhir Jumat, 23 Maret (Bsi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
