Berdasarkan pengumuman emiten kepada Bursa Efek Indonesia hari ini ditunjukkan perseroan juga mengakui transaksi itu bersifat material, terafiliasi, dan mengandung benturan kepentingan. Penjualan itu diagendakan dalam rapat umum pemegang saham luar biasar (RUPSLB) yang akan digelar pada 16 Maret.
"Sehubungan dengan peraturan Bapepam-LK No.IX.E.2 tentangTransaksi Material dan Perubahan Usaha Utama dan IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu," ujar manajemen perseroan yang dipimpin oleh Tjandraskah itu dalam keterbukaan informasi tersebut.
Arthavest dan Artha Perdana Investama merupakan pemegang saham Artha Securities Indonesia, yang saat ini memiliki izin sebagai anggota bursa (AB) dan berizin penjamin emisi efek (PEE/underwriting). Kepemilikan Arthavest dalam Artha Securities yang dipimpin oleh Hambali Hazali itu adalah sebesar 99,99%, sedangkan Artha Perdana sebesar 0,01%.
Emiten yang memiliki kode saham ARTA itu juga berniat mengambilalih saham PT Sanggraha Dhika, sebuah perusahaan properti yang memiliki Hotel Red Top Pecenongan. Transaksi itu juga diakui termasuk transaksi material dan perubahan kegiatan utama seperi diklasifikasikan dalamperaturan Bapepam-LK No. IX.E.2.
Selain kedua agenda itu, perseroan juga berencana mengganti susunan direksi dan komisarisnya. Harga saham perseroan stagnan di level Rp360 hari ini.