Bisnis.com, JAKARTA — PT Barito Pacific Tbk. telah merampungkan proses akusisi 66% saham Star Energi Group Holdings Pte. Ltd. sejalan dengan upaya perseroan untuk mengembangkan bisnis ke energi terbarukan.
Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengatakan proses akuisisi 66% saham Star Energi Group Holdings Pte. Ltd. telah rampung pada 7 Juni 2018. Dengan demikian, pihaknya memastikan pendapatan dari entitas anak itu akan mulai diserap oleh perseroan.
“Kami optimis ekspansi ke sektor energi dan didukung pertumbuhan positif dari bisnis petrokimia secara berkelanjutan akan mampu menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan bisnis Barito Group mendatang,” ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Sebagai salah satu sumber pendanaan akuisisi tersebut, Agus mengatakan perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II melalui penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dauhulu (HMETD) atau rights issue. Emiten berkode saham BRPT itu menawarkan 4,39 miliar saham baru dengan potensi perolehan dana segar hingga Rp10,25 triliun.
Bersamaan dengan PUT II tersebut, BRPT juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,09 miliar Waran Seri I. Volume itu sekitar 7,88% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor saat pernyataan pendaftaran PUT II.
Setiap 4 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 Waran Seri I untuk membeli saham BRPT. Ada dua ketentuan dalam pelaksanaan penerbitan waran.
Pertama atau Tahap I, pada tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 30 Juni 2020 dengan harga pelaksanaan Waran Tahap I Rp1.864 per saham.
Kedua atau Tahap II, pada tanggal 1 Juli 2020 sampai dengan 3 Juni 2021 dengan harga pelaksanaan Waran Tahap II Rp2.330 per saham.
Setiap 4 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 Waran Seri I untuk membeli saham BRPT. Ada dua ketentuan dalam pelaksanaan penerbitan waran.
Pertama atau Tahap I, pada tanggal 1 Juli 2019 sampai dengan 30 Juni 2020 dengan harga pelaksanaan Waran Tahap I Rp1.864 per saham.
Kedua atau Tahap II, pada tanggal 1 Juli 2020 sampai dengan 3 Juni 2021 dengan harga pelaksanaan Waran Tahap II Rp2.330 per saham.
"Sehingga keseluruhan Waran Seri I sebanyak-banyaknya bernilai Rp2,56 triliun," tulis manajemen.
Menurut catatan Bisnis, nilai pembelian Star Energy mencapai US$755 juta. Dari jumlah tersebut, US$520 juta diserap dari pendiri perusahaan yaitu Prajogo Pangestu.