Bisnis.com, JAKARTA – Credit Suisse menetapkan target indeks harga saham gabungan (IHSG) di level 6.900 pada akhir tahun 2018 atau naik 14% dari level saat ini.
Hal tersebut dikemukakan Analis Credit Suisse, Jahanzeb Naseer dan Benny Kurniawan. Dalam risetnya, mereka memaparkan sejumlah faktor yang dapat mendorong tercapainya target tersebut.
“Pertumbuhan pendapatan Indonesia membaik, return on equity tertinggi di Asia, serta belanja pra-pemilu ditambah kenaikan harga batu bara dan kelapa sawit dapat memberikan dorongan,” papar kedua analis, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (11/12/2017).
Indonesia merupakan pasar yang paling diminati di Asia oleh investor asing pada tahun 2017, sehingga berpotensi meraih arus dana positif pada tahun 2018.
Rekomendasi overweight oleh Credit Suisses diberikan pada saham perbankan, telekomunikasi, konsumer (ritel), media dan properti. Adapun rekomendasi underweight pada saham bahan bangunan konstruksi, pertambangan, kesehatan, dan utilitas.
“Pertumbuhan ekonomi membaik dan hal ini mulai meresap ke dalam ekonomi riil,” tambahnya. Pertumbuhan PDB riil pun diproyeksi mencapai 5,3% pada tahun 2018 dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%.
Sepanjang tahun ini, IHSG telah naik 14% dengan arus modal bersih asing atas saham Indonesia mencapai senilai US$2,8 miliar.