Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perlambatan Data Ekonomi China Menekan Indeks Shanghai & CSI300

Pergerakan dua indeks saham acuan China harus berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/11/2017), menyusul rilis serangkaian data yang menunjukkan sedikit perlambatan pada laju perekonomian negeri Panda bulan lalu.
Data bursa di China./Reuters
Data bursa di China./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dua indeks saham acuan China harus berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/11/2017), menyusul rilis serangkaian data yang menunjukkan sedikit perlambatan pada laju perekonomian negeri Panda bulan lalu.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,53% atau 18,29 poin di level 3.429,55, setelah pada perdagangan Rabu (13/11) berakhir menguat 0,44% di posisi 3.447,84.

Adapun indeks CSI300 di Shenzhen berakhir melemah 0,70% atau 28,72 poin di level 4.099,35, setelah dibuka dengan kenaikan 0,03% atau 1,20 poin di posisi 4.129,27.

Data yang dirilis hari ini menunjukkan bahwa tenaga perekonomian China mengendur pada Oktober, setelah angka produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel meleset dari ekspektasi.

Dilansir Reuters, performa ketiga indikator penting ekonomi China tersebut melambat seiring dengan upaya pemerintah memperpanjang tindak keras terhadap risiko utang dan polusi pabrik.

Berdasarkan data Biro Statistik China, output industri hanya tumbuh 6,2% pada Oktober melambat dibandingkan dengan September di angka 6,6%. Tetapi, angka itu terpaut tipis dari rata-rata proyeksi 6,3%.

Adapun penjualan eceran melonjak 10% dari tahun sebelumnya, dan lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan 10,5%, serta pencapaian pada September sebesar 10,3%. Investasi asset tetap yang tidak termasuk rumah tangga pedesaan naik 7,3% pada Oktober, sesuai perkiraan ekonom.

Seperti dilansir Bloomberg, China telah memberi sinyal untuk fokus lebih pada kualitas ekspansi ekonomi dan bukan pada laju pada Kongres Partai Komunis bulan lalu. Ini berarti stimulus lebih lanjut tidak mungkin terjadi.

Upaya untuk menekan polusi udara juga memengaruhi produksi pabrik. Selain itu, perlambatan kredit juga berpotensi membebani ekonomi pada kuartal keempat. Namun, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut berada di jalur akselerasi setahun penuh dalam tujuh tahun terakhir.

Gao Yuwei, peneliti Bank of China Ltd. Institute of International Finance, mengatakan China diperkirakan masih mengakhiri tahun ini dengan kinerja yang positif. "Data hari ini terlihat sedikit lebih lambat karena ada data ekonomi yang lebih baik di bulan September, namun hal ini tidak mengindikasikan turunnya pertumbuhan ekonomi," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Sentimen negatif lebih lanjut terbebani tanda-tanda bahwa likuiditas pada sistem perbankan tetap ketat, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun acuan China hampir menyentuh 4%, level tertinggi dalam tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper