Bisnis.com, JAKARTA – Kaki kiri Sudono Salim satu sentimeter lebih pendek dari yang kanan. Jika Anda bertanya pada sang konglomerat semasa hidupnya, Sudono barangkali akan menjawabnya sambil memundurkan ingatan ke tahun 1949, tahun ketika Anthoni Salim, putra bungsunya lahir.
Cerita memendeknya kaki kiri Sudono sukar dipisahkan dari kelahiran Anthoni. Hal ini bukannya tanpa alasan.
Dalam salah satu wawancara dengan sejarawan Richard Borsuk dan Nancy Chng, Sudono pernah berkisah kalau kaki kirinya menciut lantaran operasi berat. Operasi ini adalah buntut dari kecelakaan maut yang dialaminya akhir September 1949. Beberapa pekan sebelum istrinya, Lie Kim Nio alias Lilani Salim, melahirkan putra bungsu mereka.
Cerita bermula ketika Sudono, yang saat itu menafkahi keluarganya dari aktivitas berdagang di Kudus, mesti mengurus beberapa keperluan bisnis di Semarang. Mobil pribadi masih menjadi sesuatu yang kelewat mewah untuk pengusaha yang baru merintis karier macam Sudono.
“Sehingga untuk bepergian ke luar kota, kami menyewa mobil umum. Saya patungan dengan kolega yang kebetulan juga berencana pergi ke Semarang,” kenang Sudono, sebagaimana dinukil Richard dan Nancy dalam Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia (2014).
Mobil umum yang disewa Sudono dan kawan-kawannya berkapasitas lima orang termasuk supir. Sewaktu berangkat, Sudono mula-mula duduk di bangku depan, tepat di samping supir. Namun, di tengah jalan seorang kolega memintanya bertukar posisi. Sudono pun pindah ke bangku belakang, posisi yang dekat dengan jendela.