Bisnis.com, JAKARTA — Prospek kepul saham emiten produsen rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) tidak sepenuhnya pudar.
Harga saham GGRM parkir di level Rp21.800 pada akhir sesi pertama Senin (14/11/2022). Posisi itu mencerminkan koreksi 28,93 persen atau Rp8.875 sejak awal 2022 atau periode year-to-date (ytd).
Pergerakan saham GGRM terus dibayangi kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Pasalnya, kebijakan itu berisiko menekan margin laba emiten rokok termasuk Gudang Garam.
Teranyar, pemerintah baru saja memutuskan untuk mengerek tarif CHT rata-rata sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024. Secara terperinci, kenaikan akan bervariasi tergantung pada golongannya.
Sebagai gambaran, untuk sigaret kretek mesin (SKM), kenaikan untuk golongan I dan II berada di rentang 11,5 persen hingga 11,75 persen. Selanjutnya, kenaikan tarif juga berlaku untuk sigaret putih mesin (SPM) golongan I dan II dengan rentang 11 persen — 12 persen.
Kemudian, kenaikan untuk sigaret kretek tangan (SKT) golongan I, II, dan III berkisar 5 persen. Dengan demikian, rerata tingkat kenaikan CHT sebesar 10 persen atau lebih rendah dari 12 persen pada 2022, 12,5 persen pada 2021, dan 23 persen pada 2020.