Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten pertambangan emas, masih menaruh harapan yang tinggi kepada komoditas logam mulia tersebut, kendati pergerakan harganya dibayangi oleh sejumlah sentimen.
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, harga emas Comex mengalami penurunan 0,67 persen secara harian ke US$1.709,30 per troy ounce pada penutupan perdagangan 7 Oktober 2022. Sementara itu, harga emas spot turun 1,03 persen kembali ke US$1.600-an, tepatnya ke US$1.694,82 per troy ounce.
Koreksi pada harga emas itu salah satunya disebabkan oleh laporan tenaga kerja AS yang lebih tinggi dari estimasi para analis.
Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, kenaikan pada data non-farm employment change, berpeluang menopang dolar AS menguat, sehigga menekan turun harga emas.
“Tetapi pelaku pasar mungkin menghubungkan hasil non-farm tersebut dengan kebijakan moneter The Fed pada Oktober ini, sehingga hasil yang dirilis dapat berimbas berbeda terhadap harga emas,” tulis Analis MIFX dalam riset, dikutip Minggu (9/10/2022).
Beberapa pengamat ekonomi memprediksikan The Fed mungkin menahan kebijakan moneter agresif bila hasil data tenaga kerja yang dirilis jauh lebih tinggi dari ekspektasi, sehingga dapat menopang harga emas.