Bisnis.com, JAKARTA – Emiten semen seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) berpeluang mendapatkan subsidi batubara lewat penugasan Badan Layanan Umum (BLU) Batubara yang akan dibentuk oleh Kementerian ESDM.
Sebelumnya, pemerintah membentuk pemerataan harga batubara lewat pasokan pasar dalam negeri atau DMO (domestic market obligation) sebesar US$70 per ton. Kini, harga DMO itu rencananya akan dilepas ke pasar dan BLU Batubara yang akan membayarkan selisih harga.
Walaupun subsidi dari BLU itu dipastikan berlaku untuk sektor kelistrikan yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, Kementerian ESDM memberikan harapan nantinya sektor nonkelistrikan (mengecualikan smelter) juga dapat menikmati bantuan dari BLU Batubara.
Adapun, analis menilai tanpa ada sokongan dari harga DMO untuk batubara pada semester II/2022 dan 2023, EBITDA dari Semen Indonesia (SMGR) bisa turun 6 persen pada 2022 dan Indocement turun 5 persen pada 2022.
Penurunan EBITDA akibat tekanan pada pos produksi emiten semen tersebut dengan skenario harga batu bara tetap di posisi tingginya seperti saat ini.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak pengiriman Juli 2022 di Bursa ICE Newcastle naik 0,53 persen menjadi US$388 per ton pada Senin (4/7/2022) pukul 12.00 WIB. Sejak awal tahun, harga batu bara melonjak 213,41 persen.