Bisnis.com, JAKARTA – Mundur satu langkah agar bisa maju dua langkah. Kalimat bijak ini barangkali merupakan perumpamaan paling tepat atas keputusan emiten penambang nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) untuk puasa dividen pada tahun ini.
Seperti telah diwacanakan perseroan sebelumnya, INCO menyimpan laba tahun buku 2021 demi kebutuhan ekspansi dan mengerek kemampuan produksinya. Kini, isyarat untuk merealisasikan rencana pengembangan sejumlah proyek berjalan di Bahadopo, Pomalaa, dan Sorowako mulai tampak di depan mata.
Sebagai tahap awal untuk merealisasikan ambisinya, Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto berkata bahwa perseroan akan membentuk 2-3 entitas patungan atau joint-venture baru. Kepemilikan INCO atas JV-JV tersebut nantinya akan berbeda-beda.
Namun, Bernardus juga menekankan bahwa penghentian dividen tidak akan serta merta memuluskan jalan perseroan. Dia mengestimasi, dana yang dibutuhkan bakal besar. Sehingga, sumber pendanaan lain akan tetap dicari.
"Ada kebutuhan dana atau cash untuk equity injection ke JV tersebut. Keseluruhan cash requirement untuk pengembangan tambang dan equity untuk JV kisarannya di US$2,5 miliar dalam lima tahun ke depan," ujar Bernardus, Rabu (22/6/2022).
Dengan melihat posisi terkini neraca keuangan di tahun 2022, proyeksi arus kas di tahun berikutnya, serta mempertimbangkan harga nikel, Bernardus mengatakan bahwa INCO juga harus memperoleh suntikan pendanaan dari luar.