Bisnis.com, JAKARTA — Pieter Tanuri memiliki strategi berbeda dengan para investor besar lain di saham pengelola klub Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA).
Sederet nama investor kakap memilih untuk melepas kepemilikan saham BOLA saat harga emiten pengelola Bali United itu melonjak pada 2021.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, keputusan divestasi saham BOLA dipilih investor seperti Asuransi Jiwa Kresna, Miranda, dan Ayu Patricia Rachmat.
Nama pertama, yang merupakan investor institusional, melakukan divestasi terhadap 2,34 juta lembar saham BOLA sepanjang 7-9 Juli 2021. Divestasi itu membuat kepemilikan Asuransi Kresna susut, dari 551,7 juta lembar atau 9,2 persen menjadi 549,4 juta lembar alias 9,16 persen.
Miranda, yang namanya terkoneksi dengan cofounder Northstar sekaligus bos Persib Bandung Glenn Sugita, sudah mengilang dari daftar pemegang saham di atas 5 persen sejak Februari 2021. Miranda juga melepas saham BOLA ketika harganya sedang dalam tren naik.
Sementara Ayu, nama terakhir, melakukan penjualan saham BOLA sebanyak 10,21 juta lembar pada Agustus 2021. Penjualan tersebut membuat kepemilikannya susut, dari 5,25 persen menjadi 5,08 persen saja.