Bisnis.com, JAKARTA — Akhir pekan lalu, Berkshire Hathaway merilis laporan kinerja tahunan mereka untuk periode 2020. Perusahaan investasi yang dikomandoi Warren Buffett tersebut mendulang keuntungan US$42,5 miliar.
Perhitungan tersebut didapat setelah mengombinasikan laba operasional US$21,9 miliar, realized capital gain sebesar US$4,9 miliar, peningkatan unrealized capital gain dari tahun sebelumnya senilai US$26,7 miliar, serta kerugian beberapa aset terafiliasi US$11 miliar.
Dalam suratnya kepada para pemegang saham, seperti dirilis di laman resmi Berkshire Hathaway pada Sabtu (27/2/2021), Buffett mengatakan laba operasional menjadi perhatian utama. Dia menerangkan fokus perusahaan adalah untuk mengerek segmen ini dan akuisisi bisnis yang potensial.
"Namun, tahun lalu, kami tidak berhasil mencapai keduanya. Berkshire tidak melakukan akuisisi besar dan laba operasional turun 9 persen. Tapi, kami berhasil mengerek nilai intrinsik per saham dengan mempertahankan pendapatan dan melakukan pembelian kembali sekitar 5 persen saham kami," papar Buffett.
Di balik catatan tersebut, Buffett dan kolega tercatat masih memiliki kapitalisasi pasar senilai US$281,17 miliar di puluhan perusahaan. Angka ini terbilang untung besar dari pengeluaran yang mereka alokasikan untuk pembelian saham, yang berkisar US$108,62 miliar.
Yang tidak kalah menarik, dari daftar kapitalisasi pasar tersebut, bukan perusahaan macam Apple, Coca-Cola, Bank of America, Chevron, atau General Motors yang jadi penyumbang persentase terbesar keuntungan Buffett dan kolega. Keuntungan terbesar Berkshire justru datang dari lembaga keuangan Moody’s Corporation dan perusahaan produsen baterai serta kendaraan listrik asal China, BYD Co. Ltd.