Bisnis.com, JAKARTA – Guncangan pandemi virus corona membuat nilai tukar rupiah bagai roller coaster sepanjang tahun 2020. Mata uang Garuda bahkan sempat menyentuh level terendah dalam 22 tahun terakhir.
Peluang penguatan rupiah pada 2021 pun masih terbuka seiring dengan kemunculan paket stimulus dari Amerika Serikat dan vaksin virus corona yang akan memicu pemulihan ekonomi dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (30/12/2020), nilai rupiah ditutup naik 80 poin atau 0,57 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi 0,11 persen menjadi 89,895.
Sepanjang Januari 2020, nilai rupiah mengalami penguatan setelah menembus level Rp13.900 per dolar AS. Tren tersebut pun berlanjut hingga pertengahan Februari 2020 dengan catatan tertinggi ditorehkan pada 24 Januari 2020 dengan nilai tukar yang mencapai Rp13.583 per dolar AS.
Seiring dengan terjadinya pandemi virus corona, nilai rupiah mulai kembali ke kisaran Rp14.000 per dolar AS pada Maret 2020. Pelemahan pun terus terjadi sampai nilai tukar mata uang Garuda sempat menembus Rp16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020.
Tren negatif tersebut berlangsung hingga 7 April 2020 saat nilai rupiah berada di posisi Rp16.250 per dolar AS. Keesokan harinya, nilai rupiah meninggalkan kisaran Rp16.000 dengan mencatatkan hasil Rp15.880 per dolar AS.