Bisnis.com, JAKARTA— Kabar buruk yang datang bertubi-tubi sejak akhir tahun lalu tak bisa dianggap enteng. Optimisme terhadap misi menggandakan jumlah penggenggam reksa dana hingga 2021 mulai tergerus.
Kondisi pasar modal memang belum pulih karena masih dihantui prospek ekonomi akibat virus corona. Di pasar saham, indikator hijau mulai muncul lagi.
Tercatat, pasar saham ditutup menguat selama tiga hari berturut-turut. Bahkan pada kinerja tiga bulan, indeks harga saham gabungan (IHSG) terbang hingga 24,5 persen.
Namun bila ditarik lebih jauh yakni secara tahun berjalan, tetap saja mencatatkan koreksi sebesar 21,16 persen. IHSG yang pada akhir 2019 masih berada di kisaran 6.000-an kini bergerak tipis di 4.900-an.
Setidaknya hal itu telah menggambarkan perbaikan. Masih lekat di ingatan saat IHSG terjun ke 3.900-an pada akhir Maret 2020.
Menariknya, koreksi di pasar saham justru menjadi magnet bagi investor baru khususnya investor ritel. Dari data terakhir pada akhir April 2020, tambahan investor baru di pasar saham mencapai 18.722 investor.