Bisnis.com, JAKARTA – Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve AS (The Fed) kemungkinan tidak akan berdampak signifikan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, IHSG hari ini kemungkinan akan bergerak variatif dan cenderung akan mengalami pelemahan. Dia beralasan, pemangkasan suku bunga secara tiba-tiba yang dilakukan The Fed hanya akan menimbulkan rebound sesaat pada IHSG. Ia memperkirakan tren tersebut tidak akan bertahan hingga penutupan perdagangan sesi kedua hari ini.
Hal tersebut terlihat dari indeks Dow Jones AS yang ditutup melemah semalam. Kendati sempat menunjukkan tren menguat karena euforia pemangkasan suku bunga, Dow Jones pada akhirnya ditutup melemah 2,94 persen ke 25.917,4.
“Respon negatif Dow Jones terhadap kebijakan ini kemungkinan akan diikuti oleh IHSG hari ini,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (4/3/2020).
Hendriko melanjutkan, secara teknical IHSG berpotensi menguji resisten pada level 5.526 hingga 5.535. Apabila IHSG gagal menembus level tersebut, ia memperkirakan potensi pelemahan dan kembali ke support jangka pendek pada 5.484
Sebelumnya, The Fed mengumumkan pemotongan darurat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps), 1 hingga 1,25 persen, untuk melindungi ekonomi Amerika Serikat dari risiko wabah virus corona di dunia.
Baca Juga
Pemotongan suku bunga ini merupakan langkah yang tak biasa dilakukan Bank Sentral Amerika, karena acap kali dilakukan secara terjadwal.
Meski demikian, The Fed menegaskan bahwa langkah ini bukanlah bentuk melemahnya ekonomi Paman Sam. "Fundamental ekonomi AS tetap kuat," begitu pernyataan The Fed yang dilansir dalam situs resmi mereka, Selasa (3/3/2020) malam waktu Indonesia.
"Namun, virus corona menimbulkan risiko yang berkembang terhadap kegiatan ekonomi. Mengingat risiko-risiko ini dan dalam mendukung pencapaian pekerjaan maksimum dan sasaran stabilitas harga, Komite Pasar Terbuka The Fed hari ini memutuskan untuk menurunkan suku bunga."
Ini adalah kali pertama sejak 12 tahun terakhir The Fed melakukan pemotongan darurat. Terakhir, langkah ini diambil pada 2008, kala terjadi krisis perbankan dalam subprime mortage.
Meski demikian, Chairman The Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa ini adalah keputusan yang terbaik, dan The Fed 'menyukai' kebijakan ini.
"Rekan-rekan dan saya sendiri mengambil tindakan ini untuk membantu ekonomi negara agar tetap kuat dalam menghadapi risiko baru terhadap prospek ekonomi negara," ucap Chairman The Fed, Jerome Powell, seperti dilansir Bloomberg.