Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil menguat untuk hari ketiga berturut-turut pada perdagangan Selasa (11/6/2019), di tengah rally bursa saham global dan penguatan sektor sumber daya dasar yang didorong stimulus baru dari China.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 ditutup di level tertingginya sejak 17 Mei. Saham-saham perusahaan tambang, otomotif, dan bahan kimia membukukan kenaikan terbesar menyusul laporan bahwa pemerintah China membuka peluang melakukan lebih banyak pengeluaran.
Sentimen pasar juga memperoleh dorongan dari keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pekan lalu untuk menunda pemberlakuan tarif impor terhadap barang-barang asal Meksiko. Keputusan ini membantu memicu reli di pasar global pada Senin (10/6).
Indeks DAX Jerman, yang sensitif terhadap isu-isu perdagangan, pun memulai kembali perdagangan pascaliburan dengan menguat 0,9 persen pada perdagangan Selasa (11/6), didorong kenaikan saham produsen mobil BMW, Daimler, dan Volkswagen AS.
Sementara itu, saham konglomerat industri ThyssenKrupp, yang menghasilkan sekitar US$1 miliar euro di Meksiko, melonjak 4,8 persen dan menopang indeks DAX.
“Bank of China datang dengan beberapa langkah untuk stimulus dan karena itu sebagian saham yang lebih siklis memantul dari level oversold,” terang Will James, direktur investasi senior untuk ekuitas Eropa di Aberdeen Standard Investments.
“Semua saham ini mengalami tantangan pada Mei dan salah satu alasan reaksi tertunda pasar adalah cukup banyak pasar di Eropa yang ditutup kemarin (Senin),” lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters.
Bursa Eropa telah naik lebih dari 4 persen dari posisi terendahnya pada awal Juni di tengah pemberitaan positif mengenai perdagangan dan prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Kekhawatiran tentang dampak ketegangan perdagangan antara AS dan China terhadap laju pertumbuhan dua ekonomi utama dunia ini sebelumnya menyebabkan bursa saham Eropa turun sekitar 6 persen pada Mei, bulan terburuknya dalam lebih dari dua tahun.
Investor kini bertaruh bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter guna menghadapi perlambatan global dari perang perdagangan antara AS dan China.
Pada Senin (10/6), Trump mengatakan siap untuk memberlakukan tarif lebih lanjut pada impor China jika ia tidak dapat membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir bulan ini.
"Prospek potensi pelonggaran kebijakan untuk mencegah skala penurunan lebih lanjut dari ekonomi global adalah alasan mengapa ada sedikit perubahan sentimen di pasar Eropa,” tambah James.