Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak ditutup menguat bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari pertama pascalibur Idul Fitri, Senin (10/6/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir menguat 1,30 persen atau 80,49 poin di level 6.289,61 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran, Jumat (31/5/2019), IHSG berakhir di posisi 6.209,12 dengan lonjakan 1,72 persen atau 105,01 poin.
Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tajam 1,10 persen atau 68,18 poin di level 6.277,29 pagi tadi. Kenaikan yang dibukukan IHSG hari ini adalah yang terbesar kedua sejak perdagangan 31 Mei.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.276,28 – 6.334,64.
Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah positif, dipimpin aneka industri (+2,38 persen) dan properti (+2,35 persen). Adapun sektor pertanian dan tambang masing-masing ditutup turun 0,73 persen dan 0,24 persen.
Dari 633 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 246 saham menguat, 170 saham melemah, dan 217 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 3,17 persen dan 3,59 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini.
Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga ditutup positif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing menguat 1,34 persen dan 1,2 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan yang berakhir menguat 1,31 persen.
Di China, dua indeks saham acuannya Shanghai Composite dan CSI 300, juga berakhir di zona hijau masing-masing dengan kenaikan 0,86 persen dan 1,29 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong bahkan ditutup melonjak lebih dari 2 persen.
Secara keseluruhan, bursa Asia menguat bersama dengan bursa saham di Eropa dan Indeks futures Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Donald Trump menangguhkan rencana pengenaan tarif baru untuk barang-barang dari Meksiko.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific menanjak 0,9 persen ke level tertinggi dalam empat pekan, sedangkan indeks MSCI Emerging Market menguat 1 persen menuju level tertinggi dalam sebulan.
Pada Jumat (7/6/2019) Meksiko sepakat untuk mengambil langkah tegas menahan gelombang imigran dari Amerika Tengah yang ingin menyeberang ke AS.
Meksiko juga setuju untuk meningkatkan penjagaan di perbatasan bagian selatan negaranya guna menghalau imigran ilegal, termasuk dengan menerjunkan Garda Nasional.
Pemerintahan Trump sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif impor sebesar 5 persen atas seluruh produk dari Meksiko jika negara ini tidak berkomitmen untuk berbuat lebih banyak memperketat perbatasannya.
“Pasar mengalami perayaan kecil. Akan ada kelegaan bahwa tarif telah dapat dihindari dan mungkin sebagian orang percaya hal itu menunjukkan kecenderungan Trump untuk mencapai kesepakatan,” jelas pakar strategi Deutsche Bank Jim Reid.
“Ada pula yang berpikir bahwa hal serupa mungkin terjadi dengan situasi perdagangan China,” tambah Reid, seperti dikutip dari Reuters.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut berakhir menanjak 1,82 persen atau 9,94 poin di level 555,86 hari ini, setelah ditutup melonjak 2,50 persen atau 13,3 poin di posisi 545,93 pada Jumat (31/5).
Nilai tukar rupiah pun ditutup menguat 19 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.250 per dolar AS pada Senin (10/6), penguatan hari kedua berturut-turut, di tengah membaiknya sentimen untuk aset berisiko yang didorong penangguhan rencana pengenaan tarif terhadap Meksiko.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keputusan Trump untuk membatalkan rencana tarif untuk barang-barang asal Meksiko mungkin mengindikasikan kesediaan AS untuk berkompromi soal konflik perdagangannya dengan China.
Di sisi lain, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, ekonomi Indonesia terlihat semakin membaik dengan stabilitas keuangan tetap terjaga.
Kepada awak media di Jakarta, Senin (10/6), Perry mengatakan BI akan terus mengkalibrasi kebijakan-kebijakannya untuk mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kami akan terus mengkalibrasi bauran kebijakan kami guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kami akan meninjaunya dari waktu ke waktu waktu dengan memantau kondisi global, baik dalam hal respons suku bunga, manajemen likuiditas, relaksasi makroprudensial ataupun pendalaman pasar keuangan,” jelas Perry, seperti dikutip dari Bloomberg.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
BBRI | +3,17 |
TLKM | +3,59 |
ASII | +3,02 |
BMRI | +2,28 |
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
TPIA | -7,25 |
HMSP | -0,59 |
GGRM | -1,46 |
PTBA | -3,92 |
Sumber: Bloomberg