Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas semakin pelemahan setelah dolar AS menguat seiring dengan meningkatnya harapan reformasi pajak AS.
Pada perdagangan Senin (23/10) pukul 18.45 WIB, harga emas spot melemah 5,20 poin atau 0,41% menuju level US$1.275,27 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan harga emas spot meningkat 11,13 %.
Sementara itu, harga emas Comex turun 3,70 poin atau 0,29% menjadi US$1.276,80 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan harga emas Comex naik 10,68%.
Adapun, indeks dolar AS menguat 0,269 poin atau 0,29% menjadi 93.970. Harga menurun 8,06% sepanjang tahun ini.
Tim analis Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya mengatakan, menurunnya harga emas paska senat AS meloloskan cetak biru anggaran yang memungkinkan untuk pengurangan pajak dapat menyebabkan penguatan dolar AS dan naiknya yield obligasi AS. Pasalnya, investor yakin terhadap perekonomian yang akan tumbuh lebih cepat sehingga memicu pembelian ke aset beresiko.
Analis INTL FC Stone Edward Meir mengatakan, imbal hasil obligasi yang tinggi dapat menekan emas. Sementara itu, dolar AS yang lebih kuat membuat emas menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lain.
Sementara itu, David Govet, kepala perdagangan logam mulia di Marex Spectron berpendapat bahwa saat ini sedang mengalami pergerakan sideways (datar), artinya berada dalam kondisi keraguan para pelaku pasar.
“Kita berada dalam pergerakan sideways, didikte seperti biasa oleh dolar AS dan berita utama yang merugikan,” kata Govet, seperti dilansir Bloomberg, Senin (23/10).
Di sisi lain, sejumlah logam mulia lainnya turut mengalami penurunan harga. Perak melemah 0,11 poin atau 0,63% menuju US$16,97 per troy ounce, harga platinum merosot 8,33 poin atau 0,90% menjadi US$915,51 per troy ounce, dan harga paladium turun 11,27 poin atau 1,15% menuju US$964.68 per troy ounce.