Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terus melemah di tengah perhatian pelaku pasar pada pergantian Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen pada Februari 2018 mendatang. Kendati demikian, krisis Catalonia yang akan memuncak pada hari ini diprediksi bakal pendorong kenaikan safe haven tersebut.
Pada perdagangan Kamis (19/10) pukul 09:18 WIB, harga emas spot melemah 2,93 poin atau 0,23% menuju US$1.278,15 per troy ounce, sedangkan harga emas comex juga melemah 3,30 poin atau 0,26% menuju US$1.279,70 per troy ounce.
Bersamaan dengan itu, tercatat indeks dolar AS naik 0,004 poin atau 0,00% menjadi 93,367.
Harga emas masih cenderung tertekan seiring semakin meningkatnya probabilitas kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada Desember 2017. Menurut FedWatch CME Group, probabilitas tersebut telah mencapai 93%.
Pasalnya, John Taylor, ekonom Stanford diprediksi akan dipilih Donald Trump sebagai gubernur The Fed karena kebijakan hawkish-nya dalam meningkatkan suku bunga. Kebijakan tersebut sontak berpengaruh terhadap kenaikan indeks dolar AS yang kemudian berimbas pada melemahnya harga emas.
Di samping itu, Wakil Presiden Riset Pasar di FXTM Jameel Ahmad berpendapat bahwa harga sentimen melemahnya harga emas kemungkinan bisa ditopang oleh kondisi geopolitik di Spanyol.
“Dengan menguatnya dolar akan menghadirkan risiko lebih lanjut terhadap emas, tapi saya menunggu untuk melihat bagaimana krisis Catalonia terbentang besok (Kamis),” kata Ahmad, seperti dilansir Reuters.
Seperti diketahui, emas sering menjadi aset aman pada saat terjadi ketidakpastian politik atau ekonomi. Dengan demikian, emas diprediksi bisa bergerak naik.
Bill O’Neill, Mitra di Logic Advisors di Upper Saddle River New Jersey memproyeksikan, tingat support untuk emas berada pada level US$1.275 per troy ounce.
“Tingkat level support emas adalah US%1.275 per troy ounce dan US$1.260 per troy ounce yang lebih penting,” tambahnya.
