Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRPT Bidik Pendapatan Bersih US$2 Miliar

PT Barito Pacific Tbk. tahun ini menargetkan meraup pendapatan bersih konsolidasi hingga US$2,05 miliar dengan bottom line yang dibidik minimal US$30 juta.
Chandra Asri
Chandra Asri

Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. tahun ini menargetkan meraup pendapatan bersih konsolidasi hingga US$2,05 miliar dengan bottom line yang dibidik minimal US$30 juta.

Henky Susanto, Direktur Keuangan Barito Pacific, mengatakan dari target revenue yang dibidik tersebut, sekitar US$2 miliar akan berasal dari bisnis utama perseroan yaitu di bidang petrokimia melalui anak usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA).

Kemudian, sekitar US$27 juta diharapkan diperoleh dari unit usaha perkebunan yang dikelola anak usahanya yaitu PT Royal Indo Mandiri. Sisanya yaitu sekitar US$23 juta diharapkan diraih dari lini bisnis properti melalui PT Griya Tirta Asri.

“Petrokimia memang kontribusinya masih akan menjadi paling besar tahun lalu sampai 99%, tahun ini tidak akan beda jauh [97,56%].  Karena perkebunan dan properti baru mulai Maret tahun lalu,” katanya dalam paparan publik, Rabu (8/6/2016).

Sebagai gambaran, pada 2015 perseroan membukukan pendapatan bersih konsolidasi US$1,4 miliar dengan laba bersih US$5,08 juta. Adapun pada tiga bulan pertama tahun ini perseroan sudah mengantongi pendapatan US$366,09 juta dengan laba bersih periode berjalan US$29,67 juta.

Henky menyebut pihaknya optimistis membukukan target 2016 seiring pada akhir 2015 TPIA menambah kapasitas produksi hingga 43%. Hal itu pun diperkuat dengan harga bahan baku petrokimia yaitu nafta yang turun karena anjloknya harga minyak dunia.

Di sisi lain, permintaan akan produk petrokimia masih tinggi. Saat ini TPIA diperkirakan baru mampu memenuhi 30% kebutuhan produk petrokimia nasional. Adapun untuk mennyokong kinerja tahun ini, perseroan menganggarkan total belanja modal mencapai US$81 juta.

Jika dirinci, sebanyak US$70 juta akan diserap TPIA. Sedangkan untuk lini bisnis perkebunan perseroan menganggarkan sekitar US$1 juta dan untuk sektor properti US$10 juta. Dia menyebut, hingga kuartal pertama 2016 TPIA sudah merealisasikan 50% dari anggaran itu, sementara unit bisnis properti dan perkebunan baru sekitar US$1 juta.

“Semua dananya dari kas internal perseroan,” terangnya.

Terkait lini bisnis perkebunan, dia mengatakan belanja modal akan dipergunakan untuk perawatan alat produksi dan ekspansi lahan sawit. Saat ini anak usaha perseroan memiliki dua unit pabrik di Kalimantan Barat dengan masing-masing kapasitas pengolahan kelapa sawit mencapai 30 ton per jam.

Sylviarini Arifin, Direktur PT Royal Indo mandiri, mengatakan satu pabrik diantaranya memiliki kapasitas produksi yang bisa diekspansi menjadi 60 ton per jam.

“Tahun ini target utilisasi kami mencapai 70%,” ujarnya.

Sementara itu, pada lini bisnis properti,  perseroan sedang melakukan pengembangan pergudangan di kawasan industri Cikupa, Banten. Eddy Karli, Direktur Utama PT Griya Idola, mengatakan pihaknya saat ini memiliki luas lahan sekitar 50 hektare.

Di lahan tersebut pihaknya bisa membangun hingga 300 unit gudang. Tahun ini dia menargetkan pembangunan rampung hingga 73% karena sudah dimulai sejak 2015. Jika pembangunan gudanng itu rampung dan terjual pihaknya berencana melakukan ekspansi ke kawasan industri lainnya.

“Mudah-mudahan bisa cepat selesai dan terjual agar pindah lokasi lain, tapi saat ini belum ada rencana pembelian tanah. Kalau ada mungkin bisa di Balaraja  atau Cikarang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper