Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja TURI Terpukul Penurunan Penjualan Otomotif

Penurunan pasar otomotif tahun lalu memukul kinerja PT Tunas Ridean Tbk. selaku emiten dengan tulang punggung usaha diler otomotif. Pendapatan bersih perseroan pada 2015 hanya Rp10,15 triliun, merosot sekitar 7,8% dari tahun sebelumnya Rp11,02 triliun
Ilustrasi - Pasar mobil Indonesia 2011-2015. / Bisnis
Ilustrasi - Pasar mobil Indonesia 2011-2015. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Penurunan pasar otomotif tahun lalu memukul kinerja PT Tunas Ridean Tbk. selaku emiten dengan tulang punggung usaha diler otomotif. Pendapatan bersih perseroan pada 2015 hanya Rp10,15 triliun, merosot sekitar 7,8% dari tahun sebelumnya Rp11,02 triliun.

Sebagai gambaran, merujuk data Asean Automotive Federation total penjualan mobil di Indonesia pada 2015 hanya 1,01 juta unit, menurun 16% dari 2014 yang sebanyak 1,20 juta unit. Adapun untuk sepeda motor tahun lalu penjualan secara nasional mencapai 6,70 juta unit, menurun dari raihan pada 2014 yang berjumlah 7,90 juta unit.

Menilik laporan keuangan emiten berkode TURI di Bursa Efek Indonesia tersebut, penurunan pendapatan bersih perseroan pada 2015 menjadi yang pertama setidaknya sejak 2010 yang selalu menunjukan grafik menanjak. Pada 2010 capaiannya sebesar Rp6,82 triliun.

Pada 2011 pendapatan bersih mencapai Rp8,29 triliun, naik sekitar 21,5% dari tahun sebelumnya. Tahun berikutnya pendapatan terkatrol sekitar 20,07% menjadi Rp9,96 triliun. Pada 2013 pendapatan bersih tumbuh sekitar 10,5% menjadi Rp11,01 triliun. Sedangkan pada 2014 pendapatan tumbuh tipis sekitar 0,11%.

Adapun untuk laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2015 mencapai Rp291,144 miliar. Raihan tersebut naik sekitar 19,2% dari laba pada 2014 yang hanya Rp244,16 miliar.

Terkatrolnya laba pada 2015 tersebut tak terlepas dari beberapa hal seperti penghasilan keuangan perseroan yang meningkat 4,1% menjadi Rp6,34 miliar dari tahun sebelumnya Rp6,09 miliar. Bagian atas laba bersih entitas asosiasi pun meningkat 28,3% menjadi Rp147,06 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp114,60 miliar.

Selain itu, pendapatan komprehensif lain dari keuntungan aktuarial imbalan kerja karyawan jangka panjang pada 2015 mencapai Rp10,83 miliar. Sementara pada tahun sebelumnya pos tersebut mengalami kerugian Rp10,01 miliar.

Adapun untuk laba perseroan sejak 2010 selalu mengalami fluktuasi. Pada 2010 laba TURI mencapai Rp269 miliar. Tahun berkikutnya tumbuh sekitar19,8% menjadi Rp322,28 miliar. Pada 2012 laba kembali tumbuh sekitar 30,3% menjadi Rp420,08 miliar.

Pada 2013 laba perseroan merosot sekitar 26,9% dari tahun sebelumnya menjadi Rp307,01 miliar. Pada 2014 laba kembali merosot yaitu sekitar 20,4% dari 2013.

William Surya Wijaya analis PT Asjaya Indosurya Securities  mengatakan, penurunan kinerja tersebut wajar karena emiten yang ditopang sektor otomotif terkena dampak langsung dari penurunan penjualan. Pelambatan ekonomi dan suku bunga yang tinggi pada tahun lalu menjadi sektor dominan yang mempengaruhi kinerja.

“Karena ini tergantung daya beli dan sebagian besar produk otomotif pembeliananya dilakukan secara kredit,” katanya kepada Bisnis, Rabu (2/3).

Di sisi lain dia menilai, tahun ini perseroan bisa mendapatkan peluang lebih untuk mendongkrak kinerja. Sebabnya, suku bunga yang diturunkan pemerintah dapat menggenjot daya beli otomotif. Hal itu pun didukung nilai tukar yang lebih stabil.

Sementara itu, pihak perseroan masih belum mau berkomentar terkait kinerja yang dicapai tahun lalu tersebut. Sebagai catatan, saat ini unit usaha perseroan terdiri dari diler mobil dan sepeda motor dengan brand  Toyota, BMW, Daihatsu, Peugeot, Honda Motor dan Isuzu.

Perseroan pun memiliki lini bisnis penyewaan dan derek kendaraaan seta pembiayaan pembelian produk otomotif. Pada 2015 dari total pendapatan perseroan, penjualan kendaraan bermotor berkontribusi hingga Rp10,08 triliun. Suku cadang, dan jasa perbaikan berkontribusi Rp517,66 miliar, sewa operasi Rp337,54 miliar.

Penjualan kendaraan bermotor eks-sewa berkontribusi Rp140,51 miliar, jasa mengemudi mencapai Rp131,97 milliar dan jasa distribusi unit sebesar Rp2,04 miliar. Pada tahun tersebut perseroan mengeluarkan potongan penjualan yang mencapai Rp1,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper