Bisnis.com, JAKARTA— Ringgit yang semakin kuat dan kelesuan harga minyak menjaga tekanan terhadap CPO di Bursa Malaysia pada Jumat (20/11/2015).
Kontrak berjangka CPO untuk Februari 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,35% ke harga 2.291 ringgit per ton. Pada pukul 10.07 WIB, CPO diperdagangkan turun 0,52% ke harga 2.287 ringgit atau Rp7,28 juta per ton.
Harga CPO semakin merosot mengikuti pergerakan nilai tukar ringgit. Ringgit kemarin ditutup menguat 1,06% dan telah terapresiasi 0,86% ke 4,3053 per dolar AS pada pukul 10.24 WIB.
Pergerakan harga minyak mentah menambah tekanan pada harga CPO. Minyak jenis WTI masih diperdagangkan di bawah US$41/barel setelah sempat jatuh ke bawah US$40/barel pada Rabu.
Nilai tukar ringgit, mata uang Malaysia, berpengaruh kepada daya saing CPO terhadap komoditas substitusi yang diproduksi negara lain. Adapun harga minyak mentah menentukan daya saing biofuel terhadap bahan bakar fosil.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Februari 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
20/11/2015 | 2.290 | -0,39% |
19/11/2015 | 2.299 | -0,82% |
18/11/2015 | 2.318 | +1,09% |
17/11/2015 | 2.293 | -0,30% |
16/11/2015 | 2.300 | -1,88% |
Sumber: Bloomberg