Prospek Emiten Farmasi Berkelit dari Tekanan Rupiah

Pelemahan rupiah menekan kinerja emiten farmasi yang masih mengandalkan impor bahan baku obat.

Bisnis.com, JAKARTA - Sederet emiten farmasi membeberkan strategi perseroan menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah yang berisiko meningkatkan beban perseroan. Sebab, mayoritas industri farmasi di Indonesia masih mengandalkan impor bahan baku obat (BBO).

Pada Selasa (25/6/2024) nilai tukar rupiah naik tipis 0,12% ke level Rp16.375, sedangkan pada pekan lalu, rupiah sempat terperosok nyaris tembus Rp16.500 per dolar AS. Adapun, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuan di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 20 Juni 2024.

Konten Premium Terbaru