Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan manajer investasi mengakui adanya dampak seruan boikot produk Israel terhadap kinerja Starbucks sehingga sahamnya anjlok. Namun, rekomendasi beli justru banyak disematkan ke saham Starbucks saat ini.
Saham Starbucks telah anjlok 21,95% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Saham SBUX yang tercatat di bursa Nasdaq ditutup di harga US$73,11 per lembar pada perdagangan Jumat (3/5/2024) waktu Amerika Serikat (AS).