Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten di Negeri Matahari Terbit mencatatkan rekor laba kuartalan dalam 3 bulan terakhir 2023, sehingga terus mendorong indeks saham Nikkei 225 mendekati titik tertingginya sepanjang masa pada 1989. Padahal, resesi sedang terjadi akibat pertumbuhan ekonomi Jepang negatif.
Pada perdagangan saham Rabu (21/2/2024), indeks Nikkei 225 ditutup melemah 101,45 poin ke 38.262,16 yen, tetapi berada dalam zona hijau secara mingguan maupun bulanan. Pergerakan belakangan fenomenal, karena indeks saham Jepang itu terus bergerak mendekati puncak bersejarahnya pada 1 Oktober 1989, yang mencapai 38.915,87 yen.