Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga saham kerap dilihat sebagai respons publik terhadap suatu perusahaan atau isu yang menimpanya, termasuk bagi perusahaan konsumer raksasa Unilever, sedang menjadi salah satu sasaran boikot produk Israel.
Seruan boikot Israel atau boikot produk-produk yang diduga terafiliasi atau memberikan dukungan terhadap Israel mengemuka secara global. Seruan itu pun menggema di Indonesia, karena sejumlah perusahaan diduga berdiri bersama kubu Israel dalam perang dengan Hamas.