Bisnis.com, JAKARTA — Investasi pada fasilitas pemurnian dan pemrosesan nikel yang terpusat di Indonesia memunculkan risiko pasokan mineral yang tidak terdiversifikasi bagi pasar global. Meski demikian, lonjakan investasi sementara ini meredakan kekhawatiran akan kekurangan logam mineral penting penopang industri terkait transisi energi.
Dalam laporan terbaru bertajuk Critical Mineral Market Review 2023, International Energy Agency (IEA) menyebutkan bahwa dari seluruh komitmen investasi pada fasilitas pemrosesan dan pemurnian nikel yang telah diumumkan, 90 persen diantaranya berada di Indonesia.