Bisnis.com, JAKARTA — Sebelum menjadi salah satu anak emas Grup Bakrie melalui PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC) ibarat bola api yang kepemilikannya diperebutkan dan dengan cepat berpindah tangan.
Betapa tidak, KPC memilih salah satu tambang batu bara terbesar di dunia yang dulunya dimiliki dan dijalankan oleh Rio Tinto, raksasa tambang asal Inggris.
Pada 2002, setahun sebelum Rio Tinto dan British Petroleum (BP) berencana melakukan divestasi 51 persen sahamnya di KPC, tambang ini menghasilkan sekitar 15 juta ton batu bara kualitas tinggi per tahun. Terkini, area konsesi pertambangan KPC mencakup lahan seluas 84.938 hektare di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi batu bara mencapai 70 juta ton per tahun.