Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) berpeluang melaju lantaran mendapat suntikan sentimen positif dari penjualan yang bertumbuh hingga komitmen ekonomi hijau.
Penjualan produsen Tolak Angin ini pada kuartal III/2022 mencapai Rp1 triliun. Angka tersebut meningkat 37 persen dibandingkan dengan penjualan pada kuartal II/2022 yang hanya sebesar Rp731,60 miliar.
Laba bersih emiten berkode SIDO ini selama Juli—September 2022 juga melejit 83 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dari Rp150,52 miliar menjadi Rp274,88 miliar.
Terlepas dari perbaikan performa secara kuartalan, penjualan SIDO sepanjang Januari-September 2022 tercatat masih lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir September 2022, SIDO membukukan penjualan bersih sebesar Rp2,61 triliun atau turun 6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan Rp2,77 triliun pada Januari-September 2021.
Laba bersih SIDO juga masih terkoreksi 17 persen yoy, dari Rp865,49 miliar menjadi Rp720,44 sepanjang 2022. Leonard mengatakan penurunan ini disebabkan oleh normalisasi permintaan produk kesehatan, mengingat permintaan pada tahun lalu cukup tinggi akibat sebaran varian Delta Covid-19.
Namun dengan melihat performa di kuartal ketiga tahun ini yang naik daripada kuartal kedua, produsen Tolak Angin ini optimistis permintaan produk kesehatan berbasis herbal akan melanjutkan pertumbuhan.