Bisnis.com, JAKARTA – Tak seperti negara-negara lain, layaknya di Indonesia, perusahaan aplikasi ride-hailing di Singapura harus bergelut dengan terbatasnya pasokan driver mitra untuk melayani pelanggan. Hal itu dialami pula oleh entitas PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yakni Go-Jek Singapore Pte Ltd.
Seperti diketahui, terbatasnya persoalan pasokan driver mitra di Singapura menjadi tantangan para perusahaan ride-hailing di negara tersebut.
Dalam hal ini, kebijakan pemerintah Negeri Singa untuk membatasi jumlah kendaraan di jalan, menjadi salah satu pemicu persoalan tersebut. Sebab, para pengemudi kendaraan di negara tersebut diwajibkan memiliki sertifikat khusus yang tarifnya tergolong mahal.
Guna mendapatkan sertifikat mengemudi dengan masa berlaku 10 tahun, seorang warga wajib membayar biaya hingga 63.000 dolar Singapura untuk mobil berukuran kecil. Kebijakan itu, membuat sebagian besar penduduk setempat mengandalkan angkutan umum yang dikombinasikan dengan aplikasi pemesanan kendaraan daring.
Namun dengan adanya kebijakan pemerintah Singapura tersebut, potensi dari melimpahnya pengguna aplikasi ride hailing, belum tentu dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan seperti Gojek, Grab dan korporasi serupa lainnya.
Guna menyiasati tantangan tersebut, Gojek memutuskan berkolaborasi dengan operator taksi terbesar di Singapura yakni ComfortDelGro.