Bisnis.com, JAKARTA – Koneksi dengan kerajaan bisnis yang dimiliki Chairul Tanjung selaku pengendali berbuah durian runtuh bagi PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). Bukan cuma menggeber modal dan penyaluran kredit, tangan pacak konglomerat berjuluk Si Anak Singkong itu belakangan bikin brankas Allo Bank makin penuh.
Terhitung hingga akhir kuartal III/2022, Allo Bank melaporkan rapor simpanan nasabah Rp4,07 triliun. Nominal ini menggambarkan pertumbuhan 91,98 persen year-to-date (ytd), dari perolehan Rp2,12 triliun pada Desember 2021.
Seiring upaya menggaet nasabah, kenaikan simpanan sebenarnya bukan hal ganjil bagi sebuah entitas bank digital. Bila dibedah, nama lain macam PT Bank Jago Tbk. (ARTO) atau PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) juga mengalami hal serupa.
Namun, ada semacam perbedaan menonjol yang menyelimuti tren kenaikan simpanan Allo Bank dibandingkan kedua kompetitornya. Anomali itu, tidak lain, ialah proporsi sumber simpanan yang diperoleh perusahaan.
Terhitung hingga September 2022, Allo Bank melaporkan simpanan Rp2,32 triliun—baik yang berbentuk tunai, giro, maupun deposito—dari nasabah pihak berelasi. Artinya, proporsi kategori ini terhadap total simpanan nasabah mencapai lebih dari separuh, atau sekitar 57 persen.